Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah melakukan penerbangan dua setengah hari dari Hawaii, pesawat bertenaga surya Solar Impulse 2 akhirnya mendarat di Mountain View, California, kemarin waktu setempat.
“Ini adalah era baru, bukan fiksi sains,” kata Bertrand Piccard, pilot Solar Impulse 2, seperti dikutip CNN. “Ini nyata dan teknologi bersih ternyata bisa melakukan sesuatu yang kita anggap mustahil.”
Setelah mengalami sejumlah persoalan, Solar Impulse 2 akhirnya meletakkan prestasi yang signifikan dalam dunia penerbangan. “Segalanya berjalan baik dan pesawat itu berfungsi sebagaimana seharusnya,” kata Andre Borschberg, juga pilot pesawat itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solar Impulse 2 memiliki panjang bentang sayap yang sama dengan sayap Boeing 747, tapi bobotnya hanya setara dengan sebuah sport utility vehicle (SUV).
Sebelumnya Solar Impulse 2 tertahan di Pulau Oahu di Hawaii selama hampir 10 bulan gara-gara masalah teknis. Baru pada kamis pekan lalu pesawat itu lepas landas dari Hawaii.
Namun karena kecepatannya sama dengan sebuah mobil, pesawat butuh sekitar 62 jam untuk menempuh penerbangan dari Hawaii ke California.
Rupanya cuaca cukup berpihak pada penerbangan tersebut. Cuaca dan sinar matahari adalah penentu kesuksesan pesawat bertenaga surya itu.
Momen Pencapaian TerbaikSolar Impulse 2 mulai petualangannya dari Abu Dhabi pada Maret 2015 dan semestinya mendarat kembali di sana pada akhir musim panas lalu. Tapi kendala cuaca membuat pesawat itu tertahan di China.
Begitu juga saat di Jepang, ada kerusakan pada pesawat gara-gara badai. Tapi pilot dan timnya—jumlahnya lebih dari 100 orang—tak menyerah.
Mereka berusaha segera memperbaiki pesawat dan mempersiapkan pesawat itu untuk menempuh penerbangan yang dinanti-nantikan, yaitu melintasi Samudera Pasifik menuju Hawaii.
Akhirnya tercapailah momentum pencapaian terbaik manusia. Selama 5 hari dan 5 malam, Borschberg menerbangkan pesawat itu, ia mengenakan masker saat pesawat mencapai ketinggian 8.000 meter pada siang hari. Kemudian pada malam hari, baterai selnya akan menggerakkan baling-baling.
Tapi ada harga yang harus dibayar. Meski Borschberg mencetak rekor penerbangan solo, dengan 117 jam dan 52 menit, baterai pesawat mengalami
overheat.
Begitu mendarat pada Juli 2015, tim mendapati kerusakan itu begitu parah. Butuh lebih dari sembilan bulan untuk memperbaiki kerusakannya.
Dengan perbaikan pada baterai, pemasangan sistem pendinginan baru yang bisa dioperasikan secara manual oleh pilot, dan pendanaan segar sebesar US$20 juta, Solar Impulse 2 pun mengangkasa kembali dan akhirnya tiba di California.
Rencananya, Solar Impulse 2 akan melakukan penerbangan ke sejumlah titik di Amerika Serikat, sebelum terbang melintasi Samudera Atlantik. Harapannya, pesawat itu bisa kembali ke Abu Dhabi dan menyelesaikan penerbangan sejauh 35.000 km melintasi Bumi.
(ded/ded)