Jakarta, CNN Indonesia -- Pengemudi Gojek dikabarkan akan mogok kerja alias
offbid selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat (5-7/7). Mitra pengemudi juga disebut bakal melakukan aksi demo di depan kantor Gojek pada 6 Juli.
"Besok para driver gojek katanya mau demo off bid. Ok ini gua setuju dan sah-sah aja. Tapi tolong jgn buat order fiktif."Aksi mogok ini disebabkan kebijakan baru manajemen Gojek yang berlaku sejak 3 Juli mengenai sistem poin tambahan driver di Jabodetabek. Ada pengemudi yang menyatakan rugi karena sistem baru tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dikonfirmasi kepada salah satu pengemudi Gojek yang namanya tidak ingin disebut, benar memang ada perubahan sistem penambahan poin. Namun tidak banyak driver yang akan melakukan aksi mogok dan demo.
"Demo kayaknya nggak, paling ngambek aja. Itu juga hanya perorangan saja. Teman-teman saya ya narik-narik aja yang penting jujur dan tanggung jawab," kata sumber yang sudah hampir tiga tahun pagi dan malam berprofesi sebagai Kang Gojek ini.
Sumber juga tidak setuju jika sistem ini disebut merugikan pengemudi. Sebab, hanya poin dan bonus saja yang sistemnya diubah.
"Jadi hitungannya, kalau kita angkut penumpang Go Ride dulu 1-5 km dapet 1 poin, 6-10 km dapat 1,5 poin, 10-20 km dapat 2 poin, lebih dari itu 3 poin. Kalau di atas jam 11 malam biasanya ditambah satu poin lagi, jadi dapet tiga poin. Poin itu berdasarkan jarak dan waktu narik. Jadi kalau saya narik 1 km di jam 11 malam, saya biasanya dapat 2 poin, 1 dari poin dasar dan satunya poin tambahan," terangnya.
Namun, mulai tanggal 3 Juli itu, poin dasar dan poin tambahan yang diberikan di jam sibuk dan di atas 23.00-05.00 untuk layanan Go Ride, Go Food dan Go Send langsung diberikan dalam bentuk uang tunai. Tunai yang diberikan juga tergantung jarak dan layanan. Layanan Go Shop dan Go Mart masih memiliki poin tambahan dengan persyaratan baru.
Seluruh poin maksimal yang bisa didapatkan driver dari satu trip adalah 1 poin untuk layanan Go Ride dan Go Send, sama dengan poin dasarnya. Layanan lain seperti Go Food dan Go Med maksimal 2 poin per order sedangkan Go Shop dan Go Mart maksimal 3 poin.
Perubahan poin maksimal dan persyaratan baru di poin tambahan inilah yang dipermasalahkan oleh pengemudi. Namun seperti diterangkan Gojek dalam lamannya, poin maksimal untuk layanan Go Mart sebenarnya naik dari 2 poin menjadi 3 poin per order.
Di sisi lain, sumber mengatakan sistem baru ini tak mempengaruhi penghasilan. Dia menyatakan justru senang dengan sistem baru sebab supir tidak perlu menunggu mendapat 14 poin dahulu untuk mendapatkan Rp20 ribu atau total bonus Rp90 ribu.
"Kalau di penghasilan sebenarnya nggak ngaruh. Saya justru malah senang karena langsung dikasih bonus, nggak nunggu 14 [poin]. Biasanya nunggu 14 dulu baru dikasih bonus Rp20 ribu. Kalau bonus 14, 20 itu emang lama. Di jam-jam sibuk dan wilayah tertentu saja dapatnya seperti di Mega Kuningan, Sudirman, tapi kalau nggak wilayah itu ya nggak ditambahin," papar pria dengan kulit sawo matang ini.
Kendati demikian, memang driver perlu bekerja lebih ekstra untuk mendapatkan 20 poin yang kini tak didongkrak poin tambahan. Driver hanya bisa mengandalkan poin dasar.
"Untuk mendapatkan poin 20 itu kalau nganter Go Food di atas 10km itu kan dulu cukup tujuh kali aja mbak kalau tengah malem. Kalau sekarang kan mau nggak mau harus 10 kali. Apalagi kalau Go Ride ya 20 kali. Driver kan jadi mikir-mikir kalau itu. Masalah poin aja sebenarnya," tambahnya.
Sambil menyeruput es cendolnya, pria asal Jawa Tengah ini juga bercerita bahwa tidak ada yang berubah di penghasilannya sejak sistem ini berlaku. Seharian dia bisa mendapat Rp3,4 juta jika mengambil 10 orderan dan belum termasuk bonusnya.
"Makanya saya juga heran kok masih pakai demo segala. Tapi ya memang sulit mengatur ribuan driver, dari angkatan saya saja 80 ribu," pungkasnya.