
Grab Akui Raup Investasi Baru Rp4,3 T Sebelum Akhir 2018
CNN Indonesia | Kamis, 06/12/2018 07:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Grab pastikan akan menutup 2018 dengan berhasil mengumpulkan pendanaan Rp4,3 triliun (US$ 3 miliar). Perusahaan yang bermarkas di Singapura ini memang tengah giat terus mengumpulkan investasi untuk mengungguli rivalnya Gojek. Pendanaan ini digunakan untuk menguasai layanan transportasi dan finansial di Asia Tenggara dengan penduduk lebih dari 600 juta jiwa itu.
Sejauh ini, startup yang berbasis di Singapura ini telah mengumpulkan lebih dari US$2,7 miliar dan Presiden Grab Ming Maa memastikan bahwa mereka bakal meraup US$3 miliar sebelum pergantian tahun. Namun, belum diungkap siapa investor terakhir yang menyumbang tambahan US$300 juta.
Maa mengungkap bahwa Grab akan melipatgandakan investasi yang didapatkannya pada tahun depan. Namun Maa mengakui kalau perusahaannya hingga saat ini belum mengantongi keuntungan.
"Kami sedang mengusahakannya," ujar Presiden Ming Maa mengatakan dalam wawancara eksklusif dengan CNN Business, Rabu (5/12).
Sumber pendanaan baru Grab yang terakhir dipublikasikana adalah investasi US$1 miliar dari Toyota (TM) Juni lalu. Total pendanaan US$3 miliar ini membuat total valuasi (nilai perusahaan) Grab mencapai lebih dari US$11 miliar (Rp158,6 triliun).
Grab saat ini tak hanya ingin dikenal sebagai perusahaan transportasi semata. Maa mengatakan Grab ingin menjadi "platform gaya hidup harian" dengan memperluas layanan ke bidang-bidang lain seperti pembayaran digital dan layanan perawatan kesehatan.
Langkah ini dilakukan agar Grab menjadi satu aplikasi untuk super app (aplikasi super). Ini adalah istilah dimana satu aplikasi bisa digunakan untuk memenuhi keinginan penggunanya. Namun, Grab mesti menghadapi tantangan dari rivalnya Gojek.
"Kami jelas tidak memonopoli pasar-pasar ini. Ada kompetisi yang sangat sengit di tiap pasar dimana kami beroperasi," tuturnya.
Kendati demikian, Maa mengklaim bahwa aplikasinya sudah melebihi Gojek karena telah tersedia di separuh negeri. CNNIndonesia.com mencatat Grab sudah hadir di 139 kota di Indonesia.
Maa menyebut bahwa perusahaannya akan sangat berhati-hati dengan penggunaan data dan privasi pengguna. Grab akan terbuka pada pengguna dan mitra bisnis terkait bagaimana mereka melakukan pengumpulan data dan cara menanganinya. Sebelumnya, Facebook sempat terjerat kasus penyalahgunaan data pengguna.
"Saya pikir tantangannya adalah ketika Anda tidak transparan mengenai bagaimana cara Anda menggunakan data. Kemudian Anda masuk ke beberapa tantangan yang sangat signifikan," ujarnya. (kst/eks)
Sejauh ini, startup yang berbasis di Singapura ini telah mengumpulkan lebih dari US$2,7 miliar dan Presiden Grab Ming Maa memastikan bahwa mereka bakal meraup US$3 miliar sebelum pergantian tahun. Namun, belum diungkap siapa investor terakhir yang menyumbang tambahan US$300 juta.
Maa mengungkap bahwa Grab akan melipatgandakan investasi yang didapatkannya pada tahun depan. Namun Maa mengakui kalau perusahaannya hingga saat ini belum mengantongi keuntungan.
Sumber pendanaan baru Grab yang terakhir dipublikasikana adalah investasi US$1 miliar dari Toyota (TM) Juni lalu. Total pendanaan US$3 miliar ini membuat total valuasi (nilai perusahaan) Grab mencapai lebih dari US$11 miliar (Rp158,6 triliun).
Grab saat ini tak hanya ingin dikenal sebagai perusahaan transportasi semata. Maa mengatakan Grab ingin menjadi "platform gaya hidup harian" dengan memperluas layanan ke bidang-bidang lain seperti pembayaran digital dan layanan perawatan kesehatan.
Langkah ini dilakukan agar Grab menjadi satu aplikasi untuk super app (aplikasi super). Ini adalah istilah dimana satu aplikasi bisa digunakan untuk memenuhi keinginan penggunanya. Namun, Grab mesti menghadapi tantangan dari rivalnya Gojek.
"Kami jelas tidak memonopoli pasar-pasar ini. Ada kompetisi yang sangat sengit di tiap pasar dimana kami beroperasi," tuturnya.
Maa menyebut bahwa perusahaannya akan sangat berhati-hati dengan penggunaan data dan privasi pengguna. Grab akan terbuka pada pengguna dan mitra bisnis terkait bagaimana mereka melakukan pengumpulan data dan cara menanganinya. Sebelumnya, Facebook sempat terjerat kasus penyalahgunaan data pengguna.
"Saya pikir tantangannya adalah ketika Anda tidak transparan mengenai bagaimana cara Anda menggunakan data. Kemudian Anda masuk ke beberapa tantangan yang sangat signifikan," ujarnya. (kst/eks)
ARTIKEL TERKAIT

Grab Ventures, Siasat Grab Rambah Jasa Hingga Layanan Hiburan
Teknologi 1 tahun yang lalu
Respons Kritik Grab, Gojek Akui Tarifnya Masih Tertinggi
Teknologi 1 tahun yang lalu
Selter, Respons Grab untuk Gubernur Anies soal Ojol Mangkal
Teknologi 1 tahun yang lalu
Grab Kritik Penurunan Tarif Gojek
Teknologi 1 tahun yang lalu
Grab Tambah GrabBike Lounge Kedua di Jakarta
Teknologi 1 tahun yang lalu
Grab Dikabarkan Suntik Rp1,4 T ke Startup Hotel Asal India
Teknologi 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

Pesan Salmon Mentai yang Nikmat dan Sehat Lewat GrabFood
Gaya Hidup • 27 November 2019 18:42
Dugaan Persaingan Tak Sehat Grab, Hotman Paris Datangi KPPU
Ekonomi • 26 November 2019 10:26
Grab Siap Melantai di Bursa Jika Sudah Cetak Untung
Ekonomi • 21 November 2019 10:11
YLKI Desak Grab Setop Rental Skuter Listrik
Ekonomi • 14 November 2019 12:29
TERPOPULER

Pengamat Sebut Tol Japek II Naik Turun Aman Dilewati Mobil
Teknologi • 2 jam yang lalu
Panen Ratusan Ikan Cupang Alam di Depok
Teknologi 1 jam yang lalu
Menkominfo Buka Suara Soal Ekosistem 5G di Indonesia
Teknologi 2 jam yang lalu