Jakarta, CNN Indonesia -- Chief Financial Officer
Huawei Meng Wanzhou kembali ke Pengadilan Kanada untuk pemeriksanaan jaminan. Dia masih memperjuangan kebebasannya terhadap tuntutan jaksa.
Dia menghadapi tuduhan AS terkait bank multinasional mengenai kendali Huawei terhadap perusahaan yang beroperasi di Iran, yang menempatkan bank berisiko melanggar sanksi AS dan menimbulkan hukuman berat.
Para pejabat AS menuduh Huawei berusaha menggunakan bank untuk memindahkan uang dari Iran. Huawei dan para pengacaranya mengatakan bahwa perusahaan beroperasi secara ketat sesuai dengan hukum, peraturan dan sanksi yang berlaku di Amerika Serikat dan pihak lain.
Secara terpisah, Huawei tampaknya mengalami kemunduran di Jepang, dengan tiga perusahaan telekomunikasi teratas di negara itu memutuskan untuk tidak menggunakan peralatan dari perusahaan mereka dan ZTE.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber-sumber mengatakan kepada
Reuters bahwa Jepang berencana untuk melarang pembelian pemerintah atas peralatan Huawei dan ZTE untuk mencegah kebocoran intelijen dan serangan cyber. Kekhawatiran serupa telah membuat Huawei hampir terkunci keluar dari pasar AS dan memblokir aksesnya ke beberapa orang lain. Huawei telah berulang kali bersikeras bahwa Beijing tidak memiliki pengaruh terhadapnya.
Di Kanada, jaksa penuntut menolak memberikan jaminan Meng sementara dia menunggu ekstradisi ke Amerika Serikat.
Meng mengatakan bahwa dia harus dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu sidang ekstradisi karena hipertensi berat dan ketakutan untuk kesehatannya. Dalam affidavit tersumpah, Meng mengatakan dia tidak bersalah atas tuduhan dan akan menantang mereka di pengadilan di Amerika Serikat jika dia menyerah di sana.
China dengan keras mengkritik penahanan Meng dan menuntut pembebasannya segera. China juga mengancam konsekuensi bagi Kanada. Penangkapannya telah mengguncang pasar global karena para investor khawatir itu bisa menghentikan upaya untuk meredakan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.
(age)