Setelah dibawa ke rumah, Puspita bercerita menemukan kecacatan berupa lecet di tombol
home. Padahal si penjual telah menekankan bahwa ponsel
refurbished ini memiliki kualitas yang sama dengan yang baru.
"Ketika sampai rumah, saya cek lagi ada baret juga di tombol
home. Kemudian saya tanya lagi, terus akhirnya saya minta ganti lagi. Di situ dia cerita ini ponsel refurbished jadi pasti akan ada cacatnya dikit," kata Puspita.
Kemudian si penjual menukar dengan kondisi yang lebih bagus ke Puspita. Puspita kemudian mencatat kekurangan performa kamera belakang iPhone 6S ilegal dibandingkan iPhone 6S resmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah dibandingkan dengan iPhone resmi yang beda adalah kamera belakang agak lebih gelap. Kurang terang dengan tingkat keterangan layar yang sama dengan iPhone resmi," ujarnya.
Tak lama setelah memperoleh ponsel yang baru, Puspita juga menemukan kendala di ponsel yang baru ini. Ia mengatakan baterai ponselnya terlalu cepat habis. Dalam waktu kurang dari 6 jam, baterainya langsung mati.
"Kemudian saya komplain soal baterai itu kemudian penjual bilang mau ditukar lagi, soalnya percuma saya bilang bayar sekian juta tapi tidak bisa dipakai," kata Puspita.
Beberapa bulan kemudian, iPhone 6S refurbished Puspita kembali mengalami kendala. Kali ini daya baterai kembali menjadi masalah. Puspita kemudian menyerah dan berinisiatif untuk membetulkan ponselnya ke tempat servis resmi di daerah Karawaci, Tangerang.
"Akhirnya saat itu saya percuma mau tukar tukar lagi. Pasti ada cacatnya tiap ganti, ada lecet di home, cacat baterai, kemudian mau ganti apa lagi pasti ada kekurangan lagi," tutur Puspita.
Hal serupa dialami Faisal, seorang pembeli lain yang menyebut pernah membeli ponsel black market.
"Harga miring memang menarik, tapi memang tak awet, dan (apalagi kalau) nantinya ada IMEI," ujarnya.
Ponsel yang dia beli saat itu memiliki berbagai kendala seperti kamera dan baterai. Ia pun menemukan ada lecet di beberapa bagian ponsel. Akhirnya ia menyadari bahwa lebih baik beli di distributor resmi.
"Minusnya, barang barang itu risiko pembeli. Kalau mau aman beli di distributor resmi, tapi kalau murah di tempat lain. Saya lebih baik membeli distributor resmi. Harga tidak membohongi kualitas," ujarnya.
Sehubungan dengan adanya rencana pemerintah untuk menerapkan regulasi International Mobile Equipment Identity (IMEI), maka Faisal menyarakankan lebih baik membeli ponsel dari distributor resmi yang ditunjuk produsen ponsel seperti PT. Bintang Cemerlang, PT Teletama Artha Mandiri (TAM), Bangun Persada Tata Makmur (BPTM), PT Setia Utama Distrindo (SUD) , dan PT Trikomsel Surya Citra Multimedia (SCM).