Selain itu, Mundri juga mengutarakan pembeli mesti berhati-hati ketika membeli ponsel ilegal. Pasalnya, tak jarang ponsel yang dijual lebih murah itu menggunakan custom ROM palsu yang sudah ditanam malware didalamnya.
Pada ponsel Android, biasanya produsen membuat custom ROM, yaitu firmware yang mereka buat sendiri agar tampilan antarmuka dan pengalaman penggunaan (
user interface dan
user experience) ponsel mereka berbeda dari produsen Android lainnya.
Custom ROM ini biasanya diberi nama sendiri oleh produsen, seperti MIUI untuk Xiaomi, One UI dari Samsung, dan Zen UI untuk Asus.
Berdasarkan keterangan di laman komunitas Xiaomi, jika ponsel sering memunculakn iklan tiba-tiba, bisa jadi ROM ponsel itu palsu. Iklan ini akan memberikan pendapatan bagi pembuat malware, sementara kuota pengguna bisa lebih cepat terkuras.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ciri lain adalah tidak bisa melakukan pembaruan
custom ROM. Sehingga, pengguna akan terjebak pada seri ROM yang itu-itu saja. Menurut Mundri, pada perangkat Xiaomi selundupan, terdapat nomer seri ROM tertentu yang diindikasikan sebagai ROM palsu.
"Kalau
nggak salah, MIUI yang seri 7 itu yang palsu dan tidak bisa di-
upgrade," jelasnya.
Ciri lain adalah aplikasi bawaan ROM itu sering bermasalah. Aplikasi kerap buka-tutup sendiri dan sulit untuk dilepas (
uninstal) dari perangkat.
(jnp/eks)