Jakarta, CNN Indonesia -- Misi
Apollo 11 disebut-sebut menjadi sebuah lompatan besar bagi manusia untuk menjelajah alam semesta. Misi yang dipimpin oleh mantan pilot angkatan laut
Neil Armstrong bertujuan mendarat di area bulan yang dinamakan
Sea of Tranquility.Armstrong yang kala itu berusia 38 tahun memimpin misi ambisius AS untuk menandingi Uni Soviet. Rival abadi AS itu dianggap menjadi pionir dengan memulai misi 'Star Wars' di era Perang Dingin.
Perang Dingin seakan menjadi ajang untuk pamer kemajuan teknologi antara AS dan Uni Soviet. Persaingan tersebut mendorong kedua negara berusaha memaksimalkan teknologi ke ujung batas, terutama dalam misi ambisius ke antariksa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip
USA Today, Soviet sebenarnya sudah lebih dahulu menjalankan misi luar angkasa dibandingkan AS ketika meluncurkan Sputnik pada 4 Oktober 1957.
Sputnik merupakan satelit berukuran sebesar bola voli. Tak ayal misi ini membuat AS terguncang dan panik, lantaran 'bola voli' berhasil mengorbit di atmosfer Bumi.
Ambisi negeri komunis tersebut berlanjut lewat misi Sputnik 2 yang meluncur pada November 1957. AS sendiri baru menyusu 'menggapai bintang' pada 31 Januari 1959 ketika meluncurkan satelit Explorer 1. Dibandingkan Sputnik, satelit ini lebih ringan dan kecil.
Puncak depresi AS kian membuncah ketika Soviet berhasil mengirim manusia pertama ke luar angkasa. Kosmonaut Yuri Gargarin menjadi manusia pertama yang mengorbit di Bumi.
AS lagi-lagi kebobolan dari Soviet. Kala itu AS baru berhasil mengirimkan John Glenn ke orbit Bumi. Berbeda dengan Gargarin, Glenn hanya mengantongi gelar sebagai orang AS pertama yang ke luar angkasa.
[Gambas:Video CNN]
Menghadapi rivalnya kian aktif di industri antariksa, Presiden AS kala itu John F Kennedy menumpahkan rasa frustasinya kepada Wakil Presiden Lyndon Johnson dalam sebuah memo.
Memo yang ditulis Kennedy tersebut ditulis tak lama usai kesuksesan Gargarin meluncur ke luar angkasa.
"Apakah kita memiliki peluang untuk mengalahkan Soviet dengan menempatkan laboratorium di ruang angkasa, atau dengan perjalanan mengelilingi bulan, atau dengan roket untuk mendarat di bulan, atau dengan roket untuk pergi ke bulan dan kembali dengan seorang pria," tulis Kennedy.
"Apakah ada ... program luar angkasa yang menjanjikan hasil dramatis di mana kita bisa menang?" lanjutnya.
Enam pekan setelah Gargarin ke luar angkasa, Kennedy berpidato di hadapan kongres pada 1961. Di hadapan kongres, Kennedy mengakui jika Soviet berhasil mengalahkan AS di ranah balapan luar angkasa.
Kennedy bahkan mengungkan kemungkinan untuk absen menyampaikan pidato apabila Alan Sheppard tidak menyelesaikan penerbangan suborbital di Merkurius. Keberhasilan Sheppard kemudian menjadi pijakan bagi presiden untuk misi jelajah Bulan.
"Kami putuskan untuk pergi ke bulan," kata Kennedy pada 1962 dihadapan massa di Rice Stadium, Texas.
Sayangnya Kennedy tidak sempat melihat impiannya terwujud. Sebelum manusia berhasil menjejakkan kakinya di Bulan, Kennedy tutup usia pada 22 November 1963 setelah menjadi sasaran tembak.
Padahal enam tahun setelah ia meninggal dunia, AS mewujudkan ambisi menyentuh Bulan. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengirim Neil Armstrong, Edwin Aldrin, dan Michael Collins pada 16 Juli 1969 untuk mewujudkan impian Kennedy menginjakkan kaki ke Bulan. Pasca Perang Dunia kedua, persaingan supremasi di ranah teknologi antara kedua negara adidaya tersebut semakin kentara.
Dilansir
Space, AS merasa menjadi negara terunggul ketika ekonomi terus melesar. Oleh karena itu, muncul ekspektasi jika AS juga akan unggul di ranah sains dan teknologi.
"Ada harapan bahwa jika sesuatu akan terjadi dalam sains dan teknologi, Amerika akan menjadi yang pertama," kata sejarawan luar angkasa dari Fordham University Asif Siddiqi.
Siddiqi mengatakan ekspektasi ini tidak terwujud dalam perlombaan antariksa. Pasalnya Uni Soviet mengalahkan AS untuk tonggak luar angkasa berulang kali.
Atas alasan ini, Kennedy kemudian mengambil alih misi antariksa pada 1961 dengan mengusulkan kepada kongres untuk mendaratkan manusia di Bulan dan mengembalikannya dengan selamat di Bumi.
Akan tetapi, misi ambisius ini membutuhkan anggaran yang juga tak kalah ambisius. Pemerintah AS akhirnya mengalokasikan dana US$25 miliar untuk mendukung program Apollo di era 1960-an. Angka ini setara dengan 2,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) AS pada masa itu setiap tahunnya selama kurang lebih 10 tahun.
Proyek misi ambisius Apollo berjalan dari tahun 1961 hingga 1972. Kendati demikian NASA berhasil mewujudkan impian Kennedy di tahun 1969.
[Gambas:Video CNN] Armstrong dan Buzz menjadi tonggak sejarah sebagai manusia pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Bulan melalui misi Apollo 11. Sejumlah astronaut lain kemudian mengikuti jejak Armstrong dan Buzz untuk melengkapi kesuksesan AS di ranah antariksa.
Sebagai orang pertama yang menjejakkan kaki di Bulan, Armstrong juga dikenal lewat salah satu ucapan fenomenanya hingga abad ini. Saat itu ia melompat ke permukaan Bulan untuk merayakan keberhasilannya.
"Ini hanya langkah kecil untuk sejarah manusia, sebuah lompatan besar untuk umat manusia," ucapnya kala itu.