Jakarta, CNN Indonesia -- Gelombang pemutusan hubungan kerja
(PHK) ratusan karyawan Bukalapak di lintas divisi menurut pengamat
e-commerce Kun Arief Cahyantoro sebagai bentuk efektifitas dan efisiensi kerja.
Dengan kata lain, Arief mengatakan jumlah sumber daya manusia (SDM) bukan faktor utama penilaian satu perusahaan. Padahal sejauh ini jumlah SDM menjadi salah satu faktor penilaian valuasi perusahaan rintisan (
startup).
"Saat ini, fokus perusahaan adalah efektifitas dan efisiensi kerja sehingga jumlah SDM sudah kurang tepat lagi menjadi unsur dalam penilaian perusahaan tetapi segala hal yang terkait dengan proses dan kinerja (
works profile). Misalnya, pengalaman pekerjaan, jumlah transaksi, jumlah tenant dan lainnya," terang Arief ketika dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (11/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arief menyebut apa yang dilakukan Bukalapak sebagai langkah positif ke arah penataan diri untuk mengubah konsep valuasi perusahaan.
Ia mengatakan langkah serupa sudah ditempuh oleh perusahaan teknologi. "Pendapat saya hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya mempercantik diri sebelum munculnya investor baru," ucapnya.
Senada, ekonom dari Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan PHK karyawan sebagai aksi korporasi biasa untuk mengejar fleksibilitas agar bisnis tetap berlanjut.
Disamping itu, Fithra juga mengatakan upaya ini bisa mempercepat Bukalapak 'naik kelas' menjadi decacorn (perusahaan dengan valuasi di atas US$10 miliar).
"Ini adalah sebuah aksi korporasi yang biasa, jadi mereka tengah mengejar fleksibilitas dengan mengurangi jumlah karyawan yang mana mungkin dilakukan di tempat-tempat yang tidak produktif. Jadi mereka mau mengejar
agility [agile] sehingga perusahaannya jadi jauh lebih cepat untuk mengejar status menjadi decacorn," kata Fithra.
Ia membenarkan aksi PHK massal Bukalapak yang hendak berupaya untuk balik modal (
break even point/ BEP). Ambisi untuk mempercepat BEP disebutnya juga melanda perusahaan
e-commerce lain seperti Tokopedia dan Shopee.
"Yang saya tahu Bukalapak sudah punya masalah terkait dengan kelebihan karyawan, efisiensi sekarang ya cepat atau lambat harus dilakukan karena memang sudah kelebihan," ucapnya.
"Mungkin di tahap-tahap awal mereka membutuhkan karyawan-karyawan itu untuk mempercepat lini bisnis tertentu tetapi ketika ada penyesuaian teknologi, target pasarnya berubah itu mungkin harus ditanya ke Zaky [pendiri Bukalapak]."
[Gambas:Video CNN]
Jika dilihat dari kondisi bisnis, Fithra menilai Bukalapak saat ini terhitung sehat. Sebab menurutnya nilai pendapatan perusahaan semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Ia mengatakan aksi PHK karyawan sebagai langkah baik saat kondisi perusahaan sedang stabil. Langkah ini dinilai lebih bijak dibandingkan ketika perusahaan mulai mendera kerugian.
"Ini merupakan langkah yang baik dilakukan ketimbang pada saat merugi. Yang mana pastinya akan semakin membebani perusahaan karena mereka harus bayar pesangon dan lain-lain," terangnya.
Sementara itu Arief menilai langkah yang dilakukan Bukalapak tak lain untuk melakukan penataan diri dengan mengubah konsep valuasi sebelum muncul investor baru.
"Menurut pendapat saya, hal ini (PHK karyawan) dilakukan sebagai bagian dari kosmetik untuk mempercantik diri sebelum munculnya investor baru," lanjutnya.
Arief beranggapan keputusan Bukalapak tak akan menurunkan minat investor yang ingin menanamkan modal di industri
e-commerce serta bisnis turunan yang lebih besar.
"Bahkan nilai bisnis dari perusahaan
platform e-commerce memiliki nilai yang berkali lebih besar dari nilai perusahaannya," ucapnya.
Arief tak menyalahkan keputusan CEO Achmad Zaky yang memangkas karyawan untuk mempercepat BEP. Balik modal yang dimaksud bukan untuk perusahaan, tapi bagi investor awal.
"Bisa dimungkinkan seperti itu. Tapi yang harus dipahami adalah makna balik modal itu bukan Bukalapak-nya tapi investor sebelumnya," kata Arief.
Efisiensi tak terkait persaingan dengan e-commerce lainDisinggung soal ketatnya persaingan bisnis e-commerce, Fithra menyakini hal itu bukan faktor signifikan yang melatar belakangi PHK massal karyawan. Menurutnya setiap perusahaan memiliki porsi dan ekosistem masing-masing.
"Tidak terlalu signifikan karena kalo kita bicara e-commerce kan bicara ekosistem. Jadi saya rasa mereka sudah punya segmen pasar sendiri-sendiri, saya rasa tidak ada masalah dengan kompetisi," ucapnya.
Arief pun beranggapan persaingan bisnis akan tetap ada, tapi keputusan Bukalapak bukan dipengaruhi oleh faktor tersebut. Ia menyebut aksi PHK massal itu lebih mengarah pada upaya peningkatan valuasi perusahaan.
"Kebijakan terkait pemangkasan karyawan besar-besaran menurut saya bukan karena pengaruh persaingan atau analisa kompetisi dengan bisnis sejenis. Ini lebih ke arah meningkatkan valuasi perusahaan," ucap Arief.
CEO Bukalapak , Achmad Zaky sebelumnya menyatakan jika aksi PHK massal dilakukan untuk mengubah fokus perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
Zaky mengatakan PHK dilakukan melalui pertimbangan agar perusahaan menghasilkan EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang positif.
"Bukalapak menyatakan diri ingin menjadi e-commerce unicorn pertama yang meraih BEP atau bahkan keuntungan dalam waktu dekat," ujar Zaky melalui pesan singkat.