5 Fakta Unik Batu Meteor Rp200 Juta Jatuh di Tapanuli

CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2020 20:20 WIB
Ada beberapa fakta unik di balik peristiwa langka jatuhnya batu meteor di Tapanuli dan dijual Rp200 juta ke kolektor Amerika Serikat.
Joshua menjual batu meteor di Tapanuli. (Abdi Somat Hutabarat/detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Joshua Hutagalung (34) mendapat Rp200 juta usai menjual batu meteor yang jatuh menimpa rumahnya di Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, 1 Agustus 2020.

Peristiwa sangat langka itu sontak membuat heboh warga Indonesia. Penemuan batu meteor di Tapanuli ini juga menjadi pemberitaan media internasional. Berikut beberapa fakta soal batu meteor yang akhirnya dibeli oleh warga Amerika Serikat (AS) tersebut.

Meteor Jenis Kondrit CM 1-2

Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menyebut meteor yang jatuh di Tapanuli adalah meteorit kondrit CM 1-2. Batu meteor itu mengandung sekitar 20 persen besi dan 25 persen silikat (seperti kaca/pasir). Kandungan logam mulia atau logam tanah sangat kecil ditemukan pada jenis meteorit itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara material, menurut LAPAN meteor itu bisa kurang bernilai. Namun, meteor tipe kondrit belum terdiferensiasi seperti batuan-batuan di bumi.

"Dengan kata lain, masih ada indikasi bahwa meteor tersebut masih menyimpan informasi tentang masa lalu tata surya. Inilah yang membuat meteor ini bernilai dari perspektif ilmiah," ujar Peneliti LAPAN, Rhorom Priyatikanto kepada CNNIndonesia.com.

Di sisi lain, Rhorom tidak mengelak ada beberapa jenis meteor yang hampir sama dengan batuan di Bumi. Tapi, secara mikroskopis ada indikasi struktur kristal dan sebagiannya yang berbeda.

Total 60 ribu Meteor yang Pernah Jatuh ke Bumi

Melansir National Geographic, meteorit adalah batuan luar angkasa yang jatuh ke permukaan bumi. Batu meteor adalah batu dari ruang angkasa yang sedang terbakar di atmosfer. Sementara meteorit adalah meteor yang sampai ke muka Bumi.

Tercatat lebih dari 60 ribu meteorit telah ditemukan di Bumi. Para ilmuwan membagi meteorit ini menjadi tiga jenis utama, yakni berbatu, besi, dan besi berbatu. Masing-masing jenis itu memiliki banyak sub-kelompok.

Meteorit batu tersusun dari mineral yang mengandung silikat, bahan yang terbuat dari silikon dan oksigen. Mereka juga mengandung beberapa logam, nikel dan besi. Ada dua jenis utama meteorit berbatu, yakni kondrit dan akondrit.

MelansirNASA, para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 48,5 ton (44.000 kilogram) materi meteorit jatuh di Bumi setiap hari.

NASA mengatakan sebagian besar batuan luar angkasa yang lebih kecil dari lapangan sepak bola akan pecah di atmosfer bumi. Melaju dengan kecepatan puluhan ribu mil per jam, meteor biasanya hancur karena tekanan melebihi kekuatan objek, menghasilkan suar yang terang.

Biasanya kurang dari 5 persen dari objek asli yang akan jatuh ke tanah. Meteorit, potongan meteor yang ditemukan biasanya berkisar antara ukuran kerikil dan kepalan tangan.

NASA menyampaikan sebagian besar meteorit yang ditemukan di Bumi berasal dari asteroid yang hancur, meskipun beberapa berasal dari Mars atau Bulan. Secara teori, potongan kecil Merkurius atau Venus juga bisa mencapai Bumi, tetapi tidak ada yang dapat diidentifikasi secara meyakinkan.

Meteor yang Jatuh ke Bumi Rata-rata Jenis Kondrit

Kondrit sendiri diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yakni biasa dan karbon. Kondrit biasa adalah jenis meteorit berbatu yang paling umum. Sebanyak 86 persen dari semua meteorit yang jatuh ke Bumi merupakan kondrit biasa.

Kondrit terbentuk dari debu dan partikel kecil yang bersatu membentuk asteroid di tata surya awal, lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Karena terbentuk pada waktu yang sama dengan tata surya, kondrit merupakan bagian integral dari studi tentang asal-usul, usia, dan komposisi tata surya.

Sedangkan kondrit berkarbon diketahui jauh lebih jarang daripada kondrit biasa. Para astronom menilai kondrit karbon terbentuk jauh dari matahari, saat tata surya awal berkembang.

Sesuai dengan namanya, kondrit berkarbon mengandung unsur karbon, biasanya berupa senyawa organik seperti asam amino. Kondrit berkarbon juga sering mengandung air atau bahan yang dibentuk oleh adanya air.

Seperti kondrit biasa, kondrit berkarbon dapat diklasifikasikan secara lebih singkat berdasarkan komposisi mineralnya. Semua kelompok kondrit berkarbon ditandai dengan kode dua atau tiga huruf yang dimulai dengan C. Kondrit berkarbon sering dinamai sesuai dengan spesimen pertama dari jenis yang ditemukan.

Sedangkan meteorit besi sebagian besar terbuat dari besi dan nikel. Mereka berasal dari inti asteroid dan menyumbang sekitar 5 persen meteorit di Bumi.

Meteorit besi adalah meteorit paling masif yang pernah ditemukan. Komposisi mineral mereka yang berat karena mengandung besi dan nikel seringkali memungkinkan mereka untuk tetap utuh saat jatuh ke bumi. Meteorit terbesar yang pernah ditemukan, meteorit Hoba Namibia adalah meteorit besi.

Adapun meteorit memiliki jumlah mineral silikat dan logam. Satu kelompok meteorit berbatu-besi, pallasites, mengandung kristal olivin kuning-hijau yang terbungkus logam mengkilap.

Para astronom berpendapat bahwa banyak pallasites adalah peninggalan dari batas mantel inti asteroid. Komposisi kimianya mirip dengan banyak meteorit besi, membuat para astronom berpikir mungkin mereka berasal dari berbagai bagian asteroid yang sama yang pecah saat menabrak atmosfer bumi.

Peluang Batu Meteor Jatuh ke Bumi Kecil

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER