ANALISIS

Siasat Startup Rebutan Gaet Bank, Hemat Ongkos Cuan Gede

CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2021 15:42 WIB
Akuisisi bank konvensional oleh startup disebut bisa memangkas operasional dengan tidak mendirikan kantor cabang dan bayar mahal karyawan.
Ilustrasi transaksi digital. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Ia juga menjelaskan, akuisisi startup terhadap bank konvensional merupakan fenomena yang lumrah disaat semua lini sektor bisnis sudah menerapkan digitalisasi, karena dituntut untuk minim interaksi akibat pandemi Covid-19.

Huda juga menjelaskan bahwa pandemi mengakibatkan tingginya tren penggunaan uang digital. Ini membuat Gopay, Ovo dan berbagai uang elektronik lainnya naik pesat.

Beberapa faktor juga mendorong laju percepatan perbankan digital, seperti pengguna internet yang meningkat, tingginya pengguna di kaum millenial, dan tumbuhnya kelompok pendapatan menengah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disinggung adanya monopoli perbankan yang diprediksi terjadi ketika adanya fenomena ini, dirinya justru tidak melihat potensi monopoli terhadap beberapa bank dan perusahaan rintisan itu.

Ia justru menilai, kedepannya, stimulus program akan banyak dilakukan pada perusahaan rintisan untuk menggaet banyak nasabah. Seperti embel-embel biaya nol administrasi saat top up dan masih banyak lagi.

"Saya melihat tidak ada monopoli. Justru bisa jadi nanti isi ulang gopay lewat bank jago bisa nol biaya administrasinya. Tapi kalau lewat bank lain bisa juga ditambah biaya administrasinya," ujar Huda.

Lebih lanjut ia mengkritisi perusahaan keuangan digital milik BUMN, LinkAja. Huda menilai, seharusnya Jasa Marga memberikan akses kepada perusahaan uang digital lain, agar dapat digunakan juga sebagai transaksi di jalan tol.

"Seharusnya uang elektronik lainnya untuk bisa digunakan pembayaran tol jadi pasarnya tidak dikuasai LinkAja. Kalau semua dibuka itu bagus banget, agar tidak berpotensi melanggar persaingan usaha tidak sehat," kritiknya.

LinkAja merupakan perusahaan keuangan berbasis teknologi, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan tersebut memberikan berbagai fasilitas unggulan, di antaranya pembayaran tol serta penggunaan pembelian Bahan Bakar Minyak Minyak di Pertamina.

OJK Harus Pelototi Akuisisi Bank oleh Startup 

Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal memiliki sorotan khusus yang harus dilakukan oleh regulator keuangan yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat aturan para pelaku bisnis perbankan digital, agar tidak terlalu liar.

"Fenomena ini uniknya yang bermain bukan berasal dari lini perbankan. Tetapi dari perusahaan berbasis Teknologi. Tentunya ini harus menjadi kewaspadaan bagi OJK dalam membuat regulasi," Tuturnya pada CNNIndonesia.com, Kamis (21/1).

Lebih lanjut Fithra menjelaskan, era digitalisasi perbankan saat ini sama halnya di bisnis lain yang dituntut oleh perkembangan zaman. Seperti perseteruan yang terjadi di San Fransisco antara Uber dengan pihak penyedia jasa transportasi konvensional.

Seiring berjalannya waktu, akan terjadi Uberification, yang mana pihak konvensional akan menyatu dengan digital. Hal ini sudah diterjemahkan secara dewasa di Indonesia, dengan adanya merger dan atau akuisisi bank konvensional oleh perusahaan rintisan.

Fithra mengatakan fenomena ini merupakan sebuah kompetisi perusahaan digital untuk menyediakan layanan Super Apps atau aplikasi yang dapat melayani layanan multiguna.

"Mereka sama-sama ingin bersaing menjadi superapps. Gopay ini bisa jadi ingin memperluas bisnisnya lewat perbankan," ucapnya.

Ia memprediksi, akuisisi yang dilakukan ini berujung pada optimalisasi dan keleluasaan startup untuk mengembangkan fintech.

"Mereka melihat potensi keuntungan di sektor fintech. Meskipun pelayanannya adalah non fintech. ujung-ujungnya akan jadi fintech juga," tuturnya.

Dalam kasus ini, ia menyoroti kegetolan pihak Gojek dalam mencari investor karena berhasil menggaet perusahaan teknologi asal China Tencent sebagai investornya.

Ia juga menjelaskan, alat pembayaran elektronik juga sudah lama diberlakukan di China oleh perusahaan Alibaba yaitu Alipay. Namun ia menilai uang digital di China terlalu didominasi oleh satu perusahaan saja, hal tersebut berpotensi besar adanya monopoli.

(can/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER