ANALISIS

Masa Depan Startup RI di Tengah Ambisi Bukit Algoritma

CNN Indonesia
Kamis, 22 Apr 2021 16:55 WIB
Sejumlah pakar menilai masih banyak yang perlu dipersiapkan pemerintah untuk membangun startup di Indonesia selain membangun Bukit Algoritma.
llustrasi silicon valley di AS. (iStockphoto/P_Wei)

Adrian menambahkan fokus industri di Indonesia juga menjadi kunci seberapa perlu pusat teknologi dibangun. Dia mengingatkan kebutuhan Indonesia berbeda dengan negara lain, layaknya China dengan AS.

"Jadi saya tidak mengambil kesimpulan selama kita belum tahu apa yang mau dituju untuk industri atau sektor tertentu terkait Indonesia. Karena cara Indonesia bisa bergerak maju itu tidak akan sama dengan negara lain," ujarnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Digital Entrepreneur (ADEI), Bayu Prawira Hie menyatakan Indonesia membutuhkan 'Bukit Algoritma'. Dia melihat 'Sillicon Valley' versi Indonesia itu bisa membuat startup berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu menyampaikan startup di Indonesia selama ini hanya dikaitkan dengan e-commerce. Padahal, dia menyebut aplikasi seperti Facebook, Instagram, hingga TikTok dibangun startup.

Sehingga, Bayu menuturkan Indonesia jangan hanya fokus pada startup e-commerce. Dia menyebut banyak teknologi digital lain yang perlu dikembangkan.

"Jadi startup bukan hanya e-commerce. Kalau hanya e-commerce, yang namanya Bukit Algoritma itu tidak terlalu perlu lah. Kita bisa melakukan itu tanpa pakai center seperti Sillicon Valley," ujar Bayu kepada CNNIndonesia.com, Kamis (22/4).

Bayu menyampaikan bukit algoritma bisa menciptakan kolaborasi jika di jalankan dengan rencana benar. Pusat teknologi itu dinilai akan mempertemukan pemerintah, universitas, hingga startup.

Lebih lanjut, Bayu menyebut inovator membutuhkan tempat untuk berdiskusi. Dia tidak mengelak diskusi bisa dilakukan secara virtual seperti saat pandemi Covid-19. Akan tetapi, dia meyakini diskusi tatap muka langsung di sebuah pusat teknologi bakal lebih efektif dalam menghasilkan inovasi.

"Tapi kembali, di sana yang kita perlukan adalah masyarakat intelektual. Kemudian diperlukan mentor dari segi bisnis hingga teknologi hingga akhirnya bisa muncul startup lain, selain e-commerce," ujarnya.

Di sisi lain, Bayu mengingatkan startup unicorn yang berbasis e-commerce dan jasa tidak memerlukan pusat teknologi seperti Bukit Algoritma untuk berkembang menjadi besar. Pasalnya, startup itu mengandalkan konsumen. Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar adalah sumber startup berbasis e-commerce untuk maju.

"Kalau di pusat teknologi, startup lain itu bisa sharing infrastruktur teknologi dan sebagainya," ujar Bayu.

Bayu menambahkan ide adalah modal bagi startup menjadi berkembang. Dia menyebut ide tersebut juga harus sejalan dengan kebutuhan masyarakat. Pemerintah juga harus menyediakan ekosistem, pusat teknologi, dan regulasi untuk mendukung startup menjadi berkembang.

"Kemudian mengerti tentang bisnis. Karena banyak inovator itu hanya melihat produknya bagus, tapi tidak bisa melihat pasarnya besar atau tidak," ujarnya.

(jps/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER