Masa Depan Startup RI di Tengah Ambisi Bukit Algoritma
PT Amarta Karya (AMKA) bersama dengan PT Kiniku Bintang Raya menyatakan bakal membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 meniru Silicon Valley di Amerika Serikat (AS) yang diberi nama Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat.
Proyek senilai Rp18 triliun itu digadang-gadang akan menjadi salah satu pusat untuk pengembangan inovasi dan teknologi tahap lanjut, seperti kecerdasan buatan, robotik, drone (pesawat nirawak), hingga panel surya untuk energi yang bersih dan ramah lingkungan.
Manajer riset IDC, Adrian Siregar menuturkan Bukit Algoritma hanya merupakan pondasi untuk membuat startup di Indonesia berkembang. Dia menyampaikan ada banyak faktor selain pusat teknologi yang sebenarnya juga perlu disiapkan.
"Ini hanya sebagai pondasi. Ada satu peluang talenta hingga entrepreneurship factor ini yang harus dibangun di atas infrastruktur yang akan dibangun," ujar Adrian kepada CNNIndonesia.com, Rabu (21/4).
Adrian menyampaikan menghubungkan beragam solusi digital dengan konsumen adalah cara paling ampuh menghadirkan akselerasi teknologi digital di Indonesia. Keberadaan Bukit Algorita bisa jadi tidak menjadi faktor terpenting dalam memfasilitasi jika gagal menghubungkan startup dengan konsumen.
Adrian menuturkan lebih dari 400 startup telah berstatus sebagai unicorn di dunia. Sebanyak 70 persen dari jumlah itu ternyata berasal dari Amerika Serikat dan China. Dia menyampaikan banyaknya startup unicorn di AS dan China tak lepas dari banyaknya pusat teknologi.
Di AS misalnya, dia menyebut pusat teknologi bukan hanya Silicon Valley. Terdapat pusat teknologi lain seperti di Austin, Texas yang menjadi basis proses produksi dari banyak perusahaan teknologi di AS. Kemudian, wilayah Boston yang fokus pada bio teknologi dan kesehatan.
Sedangkan di China ada Shenzhen yang menjadi pusat inovasi perangkat keras, Shanghai sebagai pusat finansial, dan Beijing sebagai fokus talenta hingga riset artificial intelligence (AI).
"Jadi ketika kita menyebut Silicon Valley biasanya tidak melihat fakta. Bahwa banyak sekali tech hub di dunia," ujarnya.
Adapun alasan Silicon Valley lebih terkenal dari pusat teknologi lain karena riwayatnya yang panjang. Tempat yang telah ada sejak tahun 1900-an diketahui memulai inovasinya di teknologi radio dan pesawat terbang.
"Hari ini pertumbuhannya perangkat lunak. Artinya da perbedaan yang sangat signifikan antara kapan mereka memulai membentuk Silicon Valley dan kebutuhan hari ini, di mana mereka sudah hampir 100 tahun menjadi pusat inovasi. Sedangkan kita baru memulai," ujar Adrian.
Di sisi lain, Adrian menyampaikan perkembangan startup tidak hanya terpaku pada ketersediaan pusat teknologi. Dia menyebut dukungan dana lewat ventura dan public listing juga sangat mempengaruhi kesuksesan sebuah startup.
Kebijakan publik yang berpihak pada pengembangan startup dan kemampuan bisnis juga penting membuat startup berkembang.