MEET THE GEEK

Danny Hilman, Bocah 'Jerambah' Ahli Sesar Aktif Pertama RI

CNN Indonesia
Jumat, 06 Agu 2021 15:30 WIB
Danny Hilman Natawijaya, alumni ITB menjadi peneliti sesar aktif dan seismic hazards pertama di Indonesia.
Foto: Arsip Danny Hilman

Tidak berhenti sampai di situ, penelitian Danny terhadap fenomena gempa terus berlanjut. Pada 1995 ia meneliti gempa di daerah Sumatera Barat, dan bertemu seriang profesor dari California Institute of Technology (Caltech) yang juga tengah melakukan penelitian gempa di wilayah tersebut.

Sejak pertemuan itu, peneliti itu mengajak Danny untuk menempuh gelar Ph.D di Caltech. Lalu ia menempuh studi di Amerika Serikat (AS) dari 1995 hingga 2003 dan melakukan desertasi gempa dan tsunami di wilayah Sumatera.

Setelah mendapat gelar Ph.D di Caltech, pada Juli 2004 ia kembali ke Indonesia. Pada bulan Agustus ia bersama tim melakukan sosialisasi kepada masyarakat di beberapa wilayah Sumatera lantaran dalam penelitiannya menemukan bahwa beberapa daerah di Sumatera merupakan wilayah rawan gempa dan tsunami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam desertasinya ia menemukan ada dua jalur gempa. Pertama terdapat patahan besar di deretan pegunungan dibukit barisan. Kedua yang menjadi riset utama yakni megathrust di Mentawai, Sumatera Barat yang bisa membangkitkan tsunami.

Pada bulan awal Desember 2004, ia juga sempat pergi ke San Fransisco untuk menghadiri konferensi internasional tentang ilmu kebumian, yang dihadiri lebih dari 20 ribu peserta.

Dalam konferensi itu Danny juga membahas adanya potensi gempa di Sumatera. Namun setelah kembali ke Indonesia pada 23 Desember 2004, tiga hari berselang terjadilah tsunami Aceh yang meluluhlantahkan hampir sebagian wilayah Aceh.

Ketika menemukan potensi gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami itu, sayangnya pemerintah Indonesia tidak peduli dengan hasil penelitiannya. Padahal beberapa bulan sebelum terjadi bencana tersebut, ia juga sempat membeberkan penelitiannya di seminar ikatan geologi Indonesia.

"Sebulan sebelum itu pun ada seminar ikatan geologi indionesia. Saya pun persentasinya mengenai tsunami Sumatera juga meskipun ga sepesifik pokonya kita bilang di lepas pantai sumatera berpotensi tsunami," ujarnya.

"Malah saya diketawain aja sama orang-orang. Sebelum gempa aceh itu penelitian gempa gak populer, malah orang gatau gempa tsunami itu apa. Termasuk teman-teman geologi," sambungnya.

Ia juga menceritakan setelah tsunami Aceh terjadi, banyak orang yang berpusat pada Aceh tanpa memikirkam bahwa selanjutnya ada potensi gempa hebat yang terjadi dibselatan Aceh, yakni di Nias.

Akhirnya setelah Aceh digocang gempa, terjadilah di nias pada Maret 2005, dengan kekuatan lebih dari Magnitudo 8.

Danny juga menceritakan bahwa sebulan sebelum terjadi gempa di Nias, ia bersama tim juga sempat bertolak ke sana untuk bertemu penduduk untuk melakukan sosialisasi bahwa ada potensi gempa di lokasi tersebut.

Orasi Ilmiah soal Teknologi Deteksi Gempa Buoy

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER