CovidSafe merupakan aplikasi penanganan Covid-19 yang dikembangkan oleh pemerintah Australia. Aplikasi yang dirilis pada 26 April 2020 ini menggunakan sinyal bluetooth sebagai media tracing, menggunakan metode yang mereka sebut dengan 'salaman digital'.
Saat mendaftar ke aplikasi CovidSafe, pengguna perlu memasukkan nama (bisa nama samaran), rentang umur, nomor ponsel, dan kode pos.
Pada diskusi publik bertajuk Keamanan Data Surveilans Digital untuk Kesehatan Masyarakat, Rabu (15/9), Shevierra Danmadiyah, peneliti dari Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mengatakan CovidSafe sebagai contoh yang baik karena tidak menggunakan informasi pribadi yang terlalu spesifik untuk penggunanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Close Contact Detector adalah aplikasi tracing Covid-19 milik China. Aplikasi ini memberikan peringatan pada pengguna jika pengguna berada di sekitar pengidap Covid-19 atau orang yang terindikasi Covid-19.
Pengguna yang melakukan kontak dengan orang yang terkonfirmasi mengidap Covid-19 akan dimasukkan ke dalam daftar 'close contact'.
China dikenal melakukan pengawasan yang cukup ketat pada warganya, sehingga bentuk pengawasan pada aplikasi Close Contact Detector tidak menjadi kontroversi seperti di beberapa negara lain.
Immuni merupakan aplikasi penganan pandemi Covid-19 milik Italia yang dirilis pada awal Juni 2020.
Aplikasi ini menggunakan sinyal bluetooth untuk mendata interaksi antar penggunanya. Jika salah satu pengguna teridentifikasi mengidap Covid-19, Immuni akan memberikan peringatan pada pengguna yang beberapa hari terakhir terdata melakukan interaksi dengannya.
Seperti dilansir Reuters, Immuni pun memberikan imbauan kepada pengguna tersebut untuk segera melakukan isolasi mandiri dan tes Covid-19, untuk membantu otoritas kesehatan bereaksi cepat dan membatasi penyebaran.
(lnn/ayp)