Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau dikenal dengan Tim Antimafia Migas menemukan PT Pertamina (Persero) tidak hanya melakukan impor minyak melalui Pertamina Energy Trading Limited alias Petral. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut juga diketahui melakukan jual beli minyak melalui Pertamina Energy Service (PES), anak usaha Petral.
Naryanto Wagimin, Wakil Ketua Tim Antimafia Migas yang juga Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan kedua perusahaan yang merupakan anak dan cucu Pertamina tersebut beroperasi dari dua negara yang berbeda. Petral melakukan kegiatan pembelian minyak dari Hong Kong, sementara PES berbisnis minyak dari Singapura.
“Bisnis keduanya sedang diteliti oleh tim," ujar Naryanto kepada CNN Indonesia, Kamis (4/12) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelisikan ini, menurutnya bertujuan untuk mengetahui secara detil kegiatan bisnis dan juga komposisi pemegang saham Petral dan juga PES. Seperti laporan yang diperoleh tim sebelumnya, tidak semua saham Petral dimiliki Pertamina.
"Memang infonya tidak seratus persen. Tapi (saat ini) sedang diteliti oleh tim reformasi," jelasnya.
Di kesempatan berbeda, Ketua Tim Antimafia Migas Faisal Basri menyatakan akan segera memanggil Presiden Direktur Petral dan manajemen Pertamina yang berada di unit
Integrated Supply Chain (ISC). Ini juga dilakukan untuk mengetahui secara detail kegiatan minyak impor yang dilakukan Petral melalui PES.
"Kalau kapan atau tanggalnya itu hanya teknis. Yang pasti pertemuan ke depan kami akan kembali memanggil Pertamina, Petral dan ISC," ujar Faisal.
Tentang PESDi tengah sorotan masyarakat terhadap gerak-gerik Petral, nama PES mencuat lantaran perusahaan inilah yang melakukan kegiatan impor minyak dari Singapura. Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir juga mengakui kegiatan impor minyak dari Singapura dilakukan oleh cucu usaha Pertamina tersebut.
"Ya, kalau Petral di Hongkong. Biasanya pemesanan impor minyak dilakukan atas order ISC ke PES di Singapura," kata Ali.
Sayang, Ali enggan memberi keterangan lebih rinci mengenai keberadaan Petral dan PES berikut detil komposisi pemegang sahamnya.
"Buat apa kalian (wartawan) tahu? Yang pasti Pertamina memiliki 100 persen saham Petral. Kalaupun ada sekitar nol koma sekian itu dimiliki Direktur Utama selaku prayarat pendirian perusahaan atau ex-officio," tukasnya.