Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.130-5.138 dan resisten 5.155-5.206 pada perdagangan Senin (19/1) dengan kecenderungan melemah karena adanya sinyal aksi ambil untung (
profit taking) meski terdapat sentimen positif.
Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan adanya sentimen positif dari penurunan harga bahan bakar minyak (BBM), elpiji, bahkan semen tampaknya belum direspon positif. Sementara sinyal profit taking pun diperkirakan masih berlanjut. (Baca:
Pemerintah Yakin Penurunan Harga BBM Bakal Picu Deflasi)
“Jika pelemahan masih berlanjut, maka kemungkinan IHSG akan menutup utang gap 5.113-5.125 dulu. Tetap cermati potensi pelemahan lanjutan meskipun kami masih berharap adanya
technical rebound,” ujarnya seperti dikutip dari riset, Minggu (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Reza menjelaskan, laju IHSG mengakhiri pekan kemarin dengan pelemahan, sehingga mengkonfirmasi terjadinya tren penurunan pasca berhasil menutup utang gap di level 5.194-5.206 di pekan sebelumnya.
“Harapan kami akan dapat terjadinya penguatan belum terlaksana, seiring masih berlanjutnya aksi
profit taking dan pelemahan sejumlah bursa saham Asia yang terimbas pelemahan bursa saham AS,” jelasnya.
Dia menilai, adanya sentimen positif dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali mengakumulasi. Namun demikian, lanjutnya, laju IHSG masih akan diuji ketahanannya untuk dapat melanjutkan penguatan.
“Tetap cermati sentimen yang ada di tengah harapan terhadap berlanjutnya penguatan. Sentimen dari rilis rencana pemerintah untuk menurunkan harga BBM hingga semen tidak terlalu memberikan sentiment positif,” ungkapnya.
Pertimbangan saham:
BIRD 11600-12500
SMRA 1525-1645
BSDE 1960-2005
BJTM 485-520
LPCK 10150-10450
(gir/gir)