Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui pengembangan megaproyek Blok Masela di perairan Laut Arafura, Maluku molor dari yang dijadwalkan.
I Gusti Nyoman Wiratmadja, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM menjelaskan molornya proyek dengan nilai investasi US$ 14 miliar itu tak lepas dari adanya penambahan kapasitas pengolahan
liquefied natural gas (LNG) yang direncanakan Inpex Corporation selaku kontraktor blok Masela menyusul ditemukannya cadangan gas baru.
"Karena kapasitasnya bertambah, mau tidak mau (proyek) mundur beberapa tahun dari jadwal sebelumnya," ujar Wiratmadja di Jakarta, Selasa petang (3/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Wiratmadja berbeda dengan Gubernur Maluku Said Assegaf yang mengatakan molornya proyek Blok Masela dilatarbelakangi oleh anjloknya harga minyak dunia yang membuat Inpex menunda investasinya. Pengembangan blok dengan cadangan gas mencapai 9
triliun cubic feet (Tcf) tersebut molor dari rencana awal 2019 menjadi 2024.
Menurut Said, informasi tersebut diperoleh langsung dari Menteri ESDM Sudirman Said yang ditemuinya di kantornya pada Senin (2/3) lalu. "Informasi yang saya dapatkan dari Pak Menteri seperti itu, yang tadinya eksplorasi atau produksi bisa dijalankan pada 2019 atau 2020 ternyata mundur hingga 2024," ujar Said.
Berdasarkan informasi yang dihimpun CNN Indonesia, saat ini manajemen Inpex sedang menunggu kepastian mengenai perpanjangan kontrak blok yang habis pada 2028 mendatang. Pasalnya, dengan tenor yang pendek manajemen mengklaim tingkat keekonomian blok Masela sangat rendah.
Disamping itu, Inpex juga masih menunggu persetujuan rencana pengembangan blok kedua (
plan of development/PoD) dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Ini berangkat dari adanya rencana manajamen Inpex yang akan memperbesar kapasitas fasilitas pengolahan gas atau LNG dari 2,7 juta ton menjadi 6 juta ton per tahun menyusul ditemukannya tambahan cadangan gas baru di Blok Masela.
Akan tetapi, meski blok Masela mengalami kemunduran pemerintah pusat memastikan pemerintah daerah Maluku tetap memperoleh hak partisipasi (
participating interest) sebesar 10 persen.
"Setelah dapat informasi ini kami jadi tahu. Tapi untungnya pemerintah memastikan kalau Maluku tetap mendapat 10 persen participating interest di Masela,” tutur Said.
(gen)