Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan properti milik Grup Sinarmas, PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSD), membukukan penaikan laba bersih sebesar 42 persen menjadi Rp 3,82 triliun sepanjang 2014 dari Rp 2,69 triliun pada 2013. Pada tahun ini perseroan mengincar pertumbuhan laba 10-15 persen mencapai Rp 4,39 triliun.
“Kami akan melanjutkan pertumbuhan positif di tahun-tahun mendatang melalui pembukaan proyek-proyek baru baik itu BSD City maupun proyek-proyek di luar Jawa. Tahun 2015 kami menargetkan pertumbuhan laba 10 persen-15 persen,” jelas Hermawan Wijaya, Direktur dan Corporate Secretary Bumi Serpong, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (18/3).
Lebih lanjut, sepanjang 2014, Bumi Serpong membukukan pendapatan Rp 5,57 triliun. Sementara, laba bersih Rp 3,82 triliun tersebut setara dengan marjin laba bersih 68,6 persen dan imbal hasil atas ekuitas (ROE) menjadi 24,8 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Permintaan akan produk-produk properti kami makin menguat. Hal tersebut dikarenakan konsumen kami tidak hanya puas dengan kenaikan nilai investasinya,” jelasnya.
Sementara itu, laba per saham perseroan Rp 211,31 per saham tumbuh 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013 yakni Rp 153,82 per saham. Harga penutupan saham tanggal 27 Februari 2015 tercatat Rp 2.220 per saham, naik 44,6 persen dibandingkan 27 Februari 2014.
Per Desember 2014 aset Bumi Serpong tumbuh 25 persen menjadi Rp 28,13 triliun dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp 22,57 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh pertumbuhan aset tidak lancar yang mencapai 54 persen menjadi Rp 16,51 triliun dibandingkan periode 2013 sebesar Rp 10,74 triliun.
“Pertumbuhan ini melanjutkan trend pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2013 aset Bumi Serpong naik 35 persen menjadi Rp 22,57 triliun dari sebelumnya Rp 16,76 triliun. Kinerja tersebut akan memperkuat posisi kami,” tegas Hermawan Wijaya.
Namun, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp 37,11 triliun (berdasarkan harga penutupan 27 Februari 2015 Rp 2.220 per saham) membukukan pertumbuhan utang jangka pendek sebesar 20 persen menjadi Rp 5,33 triliun.
Perseroan menyatakan kenaikan tersebut tidak memberikan perubahan signifikan pada rasio leveragenya. Sedangkan utang jangka panjang turun 8 persen menjadi Rp 4,33 triliun dibanding tahun 2013 yakni Rp 4,72 triliun. Rasio utang jangka panjang atas ekuitas tercatat 0,28x, sedangkan rasio utang atas aset menjadi 0,34x. Rasio lancar juga solid di 2,18x.
(gir/gir)