Depresiasi Rupiah Ganggu Penjualan Alat Berat Trakindo

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mar 2015 16:53 WIB
Produk Caterpillar yang seluruhnya impor, membuat para konsumen yang berpenghasilan rupiah kesulitan ketika harus membayar dalam denominasi dolar.
Beragam jenis alat berat merek Caterpillar yang didistribusikan oleh PT Trakindo Utama. (Dok. Caterpillar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan nilai tukar rupiah ke level Rp 13 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) memberi dampak negatif pada kinerja sejumlah perusahaan. Satu diantaranya PT Trakindo Utama yang diketahui menjadi mitra bisnis Caterpillar Inc dalam memasarkan alat beratnya di Indonesia.

"Sebenarnya yang terdampak itu rekanan kami (Caterpillar) karena hampir semua komponen diimpor. Ada juga pihak lain (yang terdampak) seperti konsumen yang pendapatannya menggunakan rupiah karena penjualan alat berat kami menggunakan dolar. Jadi untuk kami pelemahan rupiah tidak secara langsung dampaknya," ujar Director and Chief Operating Officer Trakindo Ali R. Alhabsyi di Jakarta, Rabu (25/3).

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Ali bilang perusahaan akan memperbesar penjualan alat berat seperti ekskavator di sektor infrastruktur dan perkebunan. Upaya ini sejalan dengan program percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang dicanangkan pemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Disamping itu, peningkatan penjualan alat berat di sektor infrastrutur juga bertujuan untuk menyiasati masih lemahnya bisnis pertambangan yang menjadi target utama penjualan alat berat perusahaan.

"Walau industri pertambangan masih akan lemah namun kami optimistis tahun ini penjualan machine (alat berat) bisa sampai 2.500 unit. Sementara untuk penjualan unit engine ditargetkan mencapai 1.000 unit dari tahun 2014 di kisaran 900 unit," tuturnya.

Saat ini, Trakindo memiliki sedikitnya lima segmen pasar yang terdiri dari sektor pertambangan, konstruksi dan infrastruktur, maritim, perkebunan hingga sektor industri minyak dan gas bumi.

Chief Supply Chain Trakindo Roni Setyawan menambahkan untuk bisa menjaga angka penjualan alat berat, manajemen akan terus menjaga kualitas dan pelayanan kepada konsumen. Diantaranya terkait mekanisme supply chain.

"Pengelolaan supply chain dilakukan melalui integrated planning, sourcing and procurement serta warehousing and distribution. Manajemen supply chain ini memberikan manfaat optimal bagi pelanggan karena cost yang dikeluarkan pun akan lebih efisen dan efektif," katanya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER