Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada dalam rentang support 5.390-5.400 dan resisten 5.440-5.456 pada perdagangan Rabu (15/4), dengan kecenderungan berbalik menguat setelah pelemahan sejak minggu lalu.
Head of Research PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan laju IHSG gagal mendekati area target resisten (5.455-5.490) dan sempat di bawah area target support (5.415-5.426) meski mampu berakhir di area tersebut.
“Utang gap di level 5.397-5.411 (27-28 Maret 2015) telah terlunasi dengan adanya penurunan IHSG yang cukup signifikan. Meskipun masih terdapat utang gap lama di level 5.342-5.372 (17-18 Februari), namun kami tidak berkeinginan agar IHSG dapat menuju ke level tersebut karena akan membuka tren pelemahan yang lebih panjang,” ujarnya dalam riset, Rabu (15/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami harapkan, kondisi dari bursa saham global dapat sedikit lebih positif sehingga pelemahan dalam beberapa hari ini dapat dimanfaatkan untuk kembali mengakumulasi dan IHSG pun dapat lebih terbatas penurunannya. Di sisi lain, tetap harus cermati dan antisipasi bila terdapat potensi pelemahan lanjutan,” imbuh Reza.
Terkait perdagangan sebelumnya, Reza menilai laju IHSG bergerak sejalan dengana kekhawatirannya akan terjadinya pelemahan lanjutan. Pelaku pasar pun, lanjutnya, masih dalam posisi jualan melanjutkan aksi jual sebelumnya.
“Kondisi bursa saham Asia yang melemah setelah terimbas penurunan laju bursa saham AS tidak memberikan situasi yang positif pada IHSG. Apalagi dengan rilis tetapnya BI rate di akhir sesi perdagangan yang diikuti makin melemahnya laju Rupiah turut menambah penderitaan IHSG di zona merah,” jelasnya.
Laju IHSG pun berjalan seperti yang kami sampaikan sebelumnya, yaitu jika aksi jual tidak terbendung, maka pelemahan dapat dimungkinkan terjadi. Apalagi IHSG juga masih menyisakan utang gap lama di level 5342-5372 (17-18 Februari) dan utang gap di level 5397-5411 (27-28 Maret 2015).
“Terlihat dengan penurunan yang terjadi, IHSG telah melunasi satu utang gap terdekatnya. Masih berlanjutnya transaksi jual bersih investor asing yang dibarengi tidak banyaknya saham-saham kapitalisasi besar dalam top gainer dan masih turunnya laju Rupiah memberikan sentimen negatif pada IHSG,” jelas Reza.
Dari regional, menurutnya laju bursa saham Asia cenderung masih melanjutkan pergerakan variatifnya di mana laju bursa saham Jepang mampu berbalik positif meski tipis seiring masih adanya ekspektasi akan penambahan stimulus bank sentral Jepang.
“Sementara laju bursa saham Tiongkok juga cenderung variatif. Mulai adanya berita-berita negatif pada beberapa emiten memberikan sentimen kurang baik bagi para investor,” ungkapnya.
Adapun dari benua biru, pasca bergerak variatif, laju pasar saham Eropa berbalik melemah. Cukup positifnya beberapa rilis data-data ekonomi seperti kenaikan industrial production Zona Eropa, stabilnya inflasi di beberapa kawasan, meningkatnya wholesale price index Jerman, hingga data-data cukup baik lainnya, tidak cukup kuat membawa laju bursa saham Eropa mengalami kenaikan seiring masih berlanjutnya aksi jual para pelaku saham.
(gir)