Jelang Puasa, BPS Himbau Pemerintah Tak Naikan Harga BBM

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 19:10 WIB
Himbauan ini diutarakan demi menyiasati penaikan harga barang-barang (inflasi) menyusul kenaikan harga BBM.
Ilustrasi sembako. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia --
Jajaran Badan Pusat Statistik (BPS) mengapresiasi langkah pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang akan mengubah skema penetapan harga bahan bakar minyak (BBM) penugasan dan subsidi dalam periode 3 bulan sekali. Pasalnya, penetapan harga BBM dua jenis tadi dalam periodesasi 3 bulan sekali akan secara perlahan menjaga inflasi, dan mampu melatih masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan harga pasar minyak dunia.

Sebagai analogi, Kepala BPS Suryamin pun mengatakan penaikan harga BBM perlu menyadur kenaikan harga rokok yang mengalami perubahan tiap bulan namun dalam eskalasi yang kecil. 
"Karena rokok naiknya setiap bulan dengan perubahan yang sangat kecil dan itu rutin, jadi masyarakat tidak merasakannya," kata Suryamin.

Meski begitu, Suryamin bilang, dirinya mengakui bahwa penetapan harga BBM memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan harga rokok. Ini mengingat penaikan harga BBM akan memberi efek domino yang cukup besar dengan eskalasi harga barang lainnya (inflasi).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada saat pemerintah naikan harga BBM, tarif angkutan akan otomatis naik. Tapi begitu turun, belum tentu tarif angkutan umum  bisa turun. Sebenernya tidak terjadi perubahan yang drastis di masyarakat. Asal jangan terlalu sering," kata Suryamin.

Berangkat dari hal tersebut, Suryamin menekankan pemerintah jangan mengambil keputusan apapun terkait penaikan harga BBM menjelang moemntum puasa dan lebaran ini. Pasalnya, dengan menaikan harga BBM bisa berdampak terhadap kondisi perekonomian secara luas yang bisa menggerus daya beli masyarakat.

"Baiknya dalam kurun waktu kedepan bagusnya tidak. Karena kita menghadapi puasa, lebaran dan tahun ajaran baru. Karena disitu ada faktor psikologis," katanya.

Sebagai pengingat, BPS mencatat besaran inflasi April kemarin menyentuh angka 0,5 persen menyusul kenaikan harga bahan makanan dan tarif listrik. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, inflasi Mei tercatat sebesar 7,15 persen, sedangkan secara kumulatif Januari-April sebesar 0,42 persen.
(dim/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER