Komisaris BLU CPO Fund Minta Usulan 10 Nama Calon Direktur

CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 19:19 WIB
"Ada fit and proper test untuk direksi yang belum ada, nantinya semua boleh mengusulkan," ujar Ketua Dewan Pengawas Rusman Heriawan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil (tengah) memimpin konferensi pers penjelasan pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) pengelola CPO fund di kantornya, Senin (15/6). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dewan Pengawas meminta usulan 10 nama calon direksi Badan Layanan Umum Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BLU CPO fund) yang akan diseleksi untuk membantu Bayu Krishnamurthi sebagai Direktur Utama.

Rusman Heriawan, Ketua Dewan Pengawas BLU CPO fund mengatakan 10 calon direksi tersebut nantinya akan disaring menjadi empat nama melalui uji kelayakan dan kepatutan. Selain Bayu yang menempati posisi Direktur Utama, BLU CPO fund baru memiliki Yuniar Yanuar Rasyid sebagai Direktur Keuangan.

"Ada fit and proper test untuk direksi yang belum ada. Pak Bayu sebagai Direktur Utama boleh mengajukan usul, pemerintah juga boleh. Semua boleh," ujar Rusman di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (15/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mandatori Biodiesel

Menurutnya, struktur badan layanan umum (BLU) ini penting untuk dibentuk segera guna mempercepat optimalisasi pungutan dana pengembangan kebun sawit. Adapun prioritas pemanfaatan dana tersebut yang terutama menurut Rusman adalah untuk mendukung program pencampuran bahan bakar dengan biodiesel serta penanaman kembali (replanting) lahan sawit.

"BLU ini kan harus punya mandat untuk menyukseskan B15. Itu poin pertama. Kedua, alih-alih bicara perluasan lahan sawit dan macam-macam, sebenarnya ada ruang yang sangat besar untuk peningkatan produktivitas, ya replanting itu," tuturnya.

Rusman menjelaskan alokasi dana sawit terbesar adalah untuk kegiatan pencampuran biodiesel, yakni bisa mencapai 70 persen dari dana terkumpul.

"Ya pokoknya untuk biodiesel itu prioritas, bisa 70 persen, 50 persen atau 40 persen," jelasnya.

Apabila program ini sukses dijalankan BLU, Rusman optimistis harga biodiesel akan lebih kompetitif dibandingkan solar karena mengikuti harga keekonomian. Namun, jika harga solar tiba-tiba melonjak, maka dana pencampuran biodiesel tidak perlu dialokasikan.

"Makanya ini fleksibel. Ini karena posisi harga solar sekarang tidak menguntungkan. Untuk B15 itu indeks biofuel masih lebih tinggi harganya," katanya.

Karenanya, lanjut Rusman, suatu ketika bisa saja alokasi dana untuk replanting lebih besar dibandingkan untuk kegiatan lain. "Yang sangat prioritas ya biodiesel dan replanting. Research and development dan promosi bisa setelahnya," kata Rusman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER