Genjot Belanja, Jurus Menkeu Tangkal Imbas Pemburukan China

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 15 Jul 2015 11:48 WIB
Realisasi penyerapan anggaran belanja negara sampai hari ini sebesar Rp 820 triliun atau 41 persen dari total pagu Rp 1.984,1 triliun di APBNP 2015.
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kanan) saat acara Pencanangan Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015 dan Peluncuran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (29/4). (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemburukan ekonomi China tak membuat Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro panik dan khawatir. Pasalnya, pemerintah sudah sejak lama mengantisipasi imbas negatifnya terhadap ekspor nasional yang menurun.

"Pertumbuhan (ekonomi Tiongkok) di bawah 7 persen itu sudah kita antisipasi sejak awal. Pengaruhnya ke kita terutama ke ekspor," kata Bambang usai melantik pejabat eselon II Kemenkeu di kantornya, Rabu (15/7).
 
Karenanya, lanjut Menkeu, Pemerintah Indonesia tidak terlalu mengharapkan ekspor berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Makanya fokus kita tahun ini tidak ke ekspor tapi di belanja pemerintah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari total pagu belanja negara Rp 1.984,1 triliun pada tahun ini, Menkeu mengungkapkan realisasi penyerapannya hingga hari ini baru sekitar 41 persen atau Rp 820 triliun.

"Nah, penyerapan ini mau kita percepat terus supaya dampaknya lebih terasa ke pertumbuhan (ekonomi)," Bambang.

Kendati masih rendah, Bambang optimistis belanja negara pada akhir tahun ini mencapai Rp 1.909,8 triliun atau sekitar 96,3 persen.

Dalam sejumlah kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali mendesak seluruh kementerian dan lembaga untuk segera mengeksekusi belanja mengingat enam bulan pemerintahan berjalan serapan anggaran masih sangat rendah.

Dia menekankan pentingnya strategi jangka pendek untuk mempercepat serapan anggaran. Menurutnya, belanja pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus digelontorkan supaya mesin ekonomi bisa terus bergerak. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER