Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menargetkan infrastruktur kereta api logistik menuju pelabuhan Tanjung Priok beroperasi pada akhir Februari 2016. Namun, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mendesak agar proyek tersebut dipercepat dan dioperasikan lebih awal dari target semula.
“Kereta (api ke pelabuhan) akan mulai beroperasi di akhir Februari 2016 tapi Pak Menko (Rizal Ramli) minta dipercepat,” kata Deputi Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Jasa, Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Agung Kuswandono dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (23/9).
Menanggapi permintaan menterinya, Agung, menyerahkan sepenuhnya kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku pembangun jalur kereta logistik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agung, yang juga merangkap sebagai Ketua Tim Satuan Tugas (satgas)
Dwelling Time menyadari, KAI juga tengah sibuk menggarap jalur kereta Bandara Soekarno-Hatta.
“Bisa atau tidaknya (operasional kereta barang dipercepat) karena terus terang kami tidak memperhitungkan (proyek kereta api) yang ke (bandara) Soekarno-Hatta itu,” ujarnya.
Menurutnya, sudah ada kesepakatan antara PT KAI dan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) terkait kelanjutan proyek jalur kereta penghubung stasiun barang Pasoso ke Lini 1 Terminal JICT, Pelabuhan Tanjung Priok.
“Alhamdullilah, sudah ada kesepakatan tertulis antara PT KAI dan PT Pelindo II tentang akses kereta api ke (terminal) JICT,” ujarnya.
Agung menuturkan, sebanyak lima petak lahan di jalur rel telah dibebaskan oleh KAI, sedangkan dua petak lahan masih dalam proses pembebasan.
“Dua tempat saja belum bebas karena pemilik yang satu TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dan satu lagi orangnya (pemiliknya) sedang tidak berada di tempat dan itupun tidak berada di rel kereta apinya. (Lahan) itu di samping kiri-kanan (rel)nya,” kata Agung.
Setelah kedua lahan itu bebas, pembangunan jalur rel baru menuju pelabuhan Tanjung Priok akan dilanjutkan kembali oleh PT KAI pada Oktober 2015.
“Saat ini sudah dilakukan penertiban penduduk di sekitar rel, sosialisasi, dan perbaikan rel lama sudah dimulai,” kata Agung.