Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) akan mengembangkan infrastruktur gas, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah. Komitmen pengembangan diteken dalam bentuk Nota Kesepahaman yang ditandatangani antara Pertamina dengan dan Pemerintah Kota Palu hari ini, Kamis (7/10) di Jakarta.
Turut hadir dalam acara pendatanganan itu Direktur Gas, Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani, Ketua DPRD Palu M. Ikbal Andi Magga, dan Wakil Walikota Palu Mulhanan Tobolotutu.
Yenni mengungkapkan KEK Palu memiliki potensi yang luar biasa, dengan lokasi strategis yang dilalui alur pelayaran Internasional, KEK ini memiliki infrastruktur penunjang seperti pelabuhan yang berpotensi besar untuk menjadi basis pengembangan aneka industri dari sumber daya Pertanian, Perkebunan dan Pertambangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yenni menyebut kebutuhan listrik di KEK tersebut mencapai 330 megawatt (mw) sedangkan untuk kebutuhan gas nya sekitar 50 mmscfd. Rencananya Pertamina sendiri akan bersinergi dengan PT PLN (Persero) untuk menyalurkan kebutuhan energi di wilayah tersebut.
"Jadi memang akan dilakukan pengembangan kawasan secara terintegrasi, jadi bukan hanya membuat fasilitas
receiving terminal tapi juga ingin membangun pembangkit listrik dan jaringan-jaringan pipa yang diperlukan untuk pengembangan wilayah ekonomi khusus tersebut," kata Yenni.
Sebagai tahap awal, pemerintah Kota Palu sendiri saat ini telah menyediakan lahan seluas 1.500 hektare untuk KEK yang akan berdampingan dengan pelabuhan. Secara bertahap pemkot Palu akan menetapkan menjadi tiga zona yakni zona logistik, pengelolaan ekspor, dan industri.
Untuk investasi pengembangan KEK sendiri, Wakil Walikota Palu Mulhanan Tobolotutu menyebut pemerintah pusat menyediakan dana sebesar Rp 7 triliun. Ia mengatakan akan ada potensi dana investasi yang masuk sebesar Rp 42 triliun apabila KEK tersebut berhasil dibangun dan ditempati oleh para pelaku industri.
Untuk itu ia berharap Pertamina menjadi satu-satunya badan usaha milik negara (BUMN) yang mengakomodir kebutuhan industri yang ada di KEK khususnya industri yang membutuhkan gas dalam operasionalnya.
"Saat ini ada kurang lebih yang daftar minat itu ada 37 perusahaan mulai dari industri pengolahan sampai manufaktur, sekarang lagi tahap pembangunan. Sekarang ini yang dibutuhkan adalah gas," ujar Mulhanan.
(gen)