Jakarta, CNN Indonesia --
Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) memprediksi beras impor sebanyak 700 ribu ton asal Vietnam dan Thailand akan tiba di Indonesia akhir tahun ini.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan kedatangan beras impor tersebut diyakini akan cukup memenuhi kebutuhan sampai Maret tahun depan jika musim hujan berlanjut.
Namun sayangnya, di tengah mendesaknya kebutuhan tadi Djarot tak dapat memastikan kapan beras itu akan tiba lantaran buruknya kondisi cuaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kendala itu adanya di sana, kadang
loading di saat hujan deras, itu aja. Kalau kapal, semua sudah siap dipakai. Kalau ke hujanan sampai sini berasnya jelek lagi," ujar Djarot saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Kamis (10/12).
Djarot menambahkan, dari yang direncakan Bulog akan mengimpor sebanyak 1,5 juta ton. Dengan begitu, sisa beras sebanyak 800 ribu ton diperkirkan akan datang pada periode Maret 2016.
Sementara hingga Desember ini Bulog mencatat telah menyerap beras dari petani sebanyak 2 sampai 3 ribu ton sehingga menambah stok yang dikelola BUMN tersebut menjadi 2,9 juta ton.
Di temui di tempat yang sama, Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu mengatakan pihaknya telah melakukan kalkulasi kebutuhan penyaluran beras pada bulan sebanyak 500 ribu ton.
Dari angka tersebut, sedikitnya 100 ribu ton beras akan disalurkan melalui operasi pasar (OP) dan sisanya lewat penyaluran beras miskin (raskin). Sedangkan untuk penyaluran raskin juga ditambah dengan beras serupa sisa bulan lalu.
"Kita target 1,9 juta ton dukurangi 500 ribu ton untuk raskin dan OP. Berarti stok kita (jadi) 1,2 juta ton dengan memperhitungkan beras komersil 700 ribu ton. Raskin ke-14 kan bergeser ke Desember sebagian. Ditambah ada OP bulan Desember 100 ribu ton target karena harga naik," ujar Wahyu.
Wahyu menambahkan target OP beras akan diarahkan di wilayah-wilayah yang harga berasnya melebihi standar pasar.
"Target OP di Jakarta, Bandung, Medan, Batam, Tanjung Pinang. Pokoknya ke semua wilayah yang harganya mahal," ucapnya.
(dim/gen)