Penerimaan Defisit, SKK Migas Diminta Perketat Cost Recovery

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2016 16:15 WIB
SKK Migas sebagai wakil pemerintah dalam berinteraksi dengan KKKS diminta bisa mengontrol lebih ketat penggunaan cost recovery tahun ini.
SKK Migas sebagai wakil pemerintah dalam berinteraksi dengan KKKS diminta bisa mengontrol lebih ketat penggunaan cost recovery tahun ini. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara).
Jakarta, CNN Indonesia -- Realisasi penerimaan negara bukan pajak minyak dan gas bumi (PNBP migas) sebesar US$12,86 miliar sepanjang 2015 menjadi sorotan pengamat energi.

Pasalnya, penerimaan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan biaya yang harus diganti pemerintah untuk eksplorasi dan produksi kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas sebesar US$13,9 miliar. Akibatnya, terdapat defisit sebanyak US$1,04 miliar atas penerimaan migas pada tahun lalu.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengaku tidak heran jika biaya cost recovery lebih tinggi dibandingkan PNBP di tengah lesunya harga minyak dunia. Ia memperkirakan Indonesia masih akan mengalami tekanan akibat minyak dunia yang hari ini bertengger di level US$35,97 per barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jadi tidak aneh kalau cost recovery tahun lalu dan tahun ini akan lebih besar dibandingkan penerimaan. Tapi sekali lagi cost recovery itu tidak linear dengan harga minyak karena umumnya penggantian atas investasi itu sifatnya carryover atau untuk proyek-proyek yang sudah jalan,” jelas Komaidi, Rabu (6/1).

Namun Komaidi menilai, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai wakil pemerintah dalam berinteraksi dengan KKKS seharusnya bisa mengontrol lebih ketat penggunaan cost recovery tahun ini. Caranya dengan memperketat pengawasan terhadap pengeluaran kontraktor migas demi menjaga PNBP tetap surplus saat harga minyak rendah.

“Yang pasti tugasnya teman-teman di SKK Migas sekarang bagaimana mengawasi untuk jauh lebih hemat. Jadi gaya hidup teman-teman KKKS jangan sama lagi dong ketika harga minyak di level US$90 atau US$120 per barel,” tegasnya.

Sepanjang 2016, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menitahkan PNBP sektor migas di angka US$10,77 miliar, lebih rendah 28,1 persen dibandingkan asumsi PNBP migas tahun lalu yang di patok pada angka US$14,99 miliar.

Sementara besaran cost recovery tahun ini ditetapkan masih lebih besar dibandingkan target PNBP tersebut yaitu di angka US$14,93 miliar. Sehingga ada defisit sebesar US$4,16 miliar atau berkisar Rp57,40 triliun.

Sebelumnya Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengaku telah memiliki sejumlah langkah guna mengoptimalkan PNBP serta mengawasi besaran cost recovery di tengah pelemahan harga minyak dunia yang diprediksi masih akan berlangsung di sepanjang 2016.

Diantaranya dengan melakukan efisiensi dari sisi belanja modal (capital expenditure/capex) dan belanja operansional (operational expenditure/opex) para kontraktor migas.

“Di samping kami juga telah meminta mereka untuk mempertahankan kegiatan eksplorasi, meningkatkan kondusivitas investasi, meminimalisir dampak negatif terhadap perusahaan nasional termasuk industri jasa penunjang,” cetus Amien.

Kegiatan Eksplorasi Turun

Asal tahu saja, menyusul pelaksanaan kegaitan usaha di sektor hulu migas Indonesia tahun ini SKK telah menetapkan rencana kerja dan anggaran (work program and budgeting/WP&B) yang akan dilakukan para kontraktor pada 2016.

Dalam ringkasannya, tahun ini akan dilakukan survei seismik 2D sepanjang 941 kilometer, Seismik 3D sepanjang 3.148 km, kegiatan pengeboran sumur eksporasi di 34 lubang, pengeboran sumur pengembangan sekitar 476 lubang serta kegiatan workover sebanyak 1.196 dan upaya perawatan sumur di 35.701 lubang.

Sementara untuk realisasi tahun lalu, SKK Migas mencatat survei seismik baru terealisasi 14 dari rencana 41 survei seismik, survei non seismik 13 dari rencana 24, serta pemboran eksplorasi yang baru dilakukan di 55 lubang dari 157 rencana.

Sedangkan untuk pemboran sumur pengembangan pada 2015 tercatat hanya mencapai 541 dari 627 yang ditargetkan, upaya rencana program ulang (workover) sebanyak 1.320 dari 1.354 yang direncanakan, hingga kegiatan perawatan sumur yang hanya terealisasi 31.578 dari target 34.060.

“Karena trennya seperti ini maka kami akan terus mendorong para kontraktor untuk meningkatkan kegiatan well service dan kegiatan workover ke depan. Di samping memastikan proyek-proyek yang akan onstream sesuai rencana,” tandas Amien. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER