Dirut Bank BTN Maryono (keempat kanan) bediskusi dengan Direktur BTN Mansyur S Nasution (ketiga kanan) didampingi jajaran Direktur Bank BTN saat memaparkan kinerja Bank BTN semester I tahun 2015, Jakarta, Senin (27/7). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih Rp1,85 triliun di sepanjang 2015, tumbuh 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp1,15 triliun.
Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, penaikan laba bersih perseroan tahun lalu didasarkan pada meningkatnya pendapatan perseroan dari penyaluran kredit dan pengelolaan dana pihak ketiga.
"Sementara rata-rata perbankan mengalami penurunan pendapatan, laba bersih BTN meningkat dengan sangat signifikan," kata Maryono seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, Kamis (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maryono menambahkan, di tengah melambatnya kondisi perekonomian BTN diklaim berhasil mencatatkan peningkatan yang tinggi dari sisi kredit dan dana pihak ketiga yang tumbuh melampaui angka industri.
Seperti diketahui, tahun lalu perseroan mencatat kinerja kredit dan pembiayaan berada di posisi Rp139 triliun, meningkat 19,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp115,92 triliun.
Dengan begitu, pertumbuhan kredit BTN berada di atas rata-rata pertumbuhan industri yang hanya berada pada kisaran 9,85 persen.
"Kami berhasil meningkatkan fungsi intermediasi di tengah dinamika perlambatan ekonomi global maupun nasional," tuturnya.
Maryono menuturkan selain peningkatan dari penyaluran kredit dan pembiayaan, dana pihak ketiga perseroan tahun lalu juga mengalami peningkatan menjadi Rp128 triliun, tumbuh 19,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan dana pihak ketiga juga tercatat berada di atas rata-rata pertumbuhan industri yang berada di level 7,7 persen.
Dengan demikian total aset perseroan tumbuh 18,83 persen dari Rp144,6 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp172 triliun.
Menyusul positifnya kinerja perseroan di sepanjang 2015, manajemen BTN optimistis laju pertumbuhan kredit tahun ini akan berada di kisaran 18 sampai 20 persen.
Pun pertumbuhan kredit 2016 akan ditunjang program satu juta rumah yang dinilai masih bakal memberikan peluang bagi BTN untuk agresif dalam menyalurkan kredit.
"Kami optimis pertumbuhan kredit akan tetzap dapat dipertahankan dan diupayakan meningkat lebih baik dari 2015," ujar Maryono saat pzzaparan kinerja.
Berangkat dari hal itu, Maryono menegaskan pihaknya akan konsisten terhadap bisnis utamanya (core business) di bidang pembiayaan perumahan.
Di mana untuk segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi, peran Bank BTN sangat dominan lantaran masih menguasai pangsa pasar sebanyak 98 persen dari total penyaluran FLPP tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014.
Sedangkan untuk total KPR yang sudah disalurkan Bank BTN sejak 1976 sampai dengan 2015 hampir tecatat mencapai Rp170 Triliun dan telah dimanfaatkan oleh hamper 4 juta masyarakat Indonesia.
Sementara khusus untuk program FLPP, sejak program ini dijalankan tahun 2010 hingga 2015 telah direalisasikan rumah mencapai 442.691 unit dengan total kredit mencapai lebih dari Rp34 Triliun. Khusus FLPP tahun 2015 terealisasi 125.337 unit dengan jumlah kredit hamper mencapai Rp13 Triliun.
"Masih sebagai pemimpin pasar perumahan Indonesia Bank BTN per 30 September 2015 masih menjadi pemimpin pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dengan penguasaan pangsa pasar total KPR sebesar 30,6 persen," tandas Maryono. (dim/dim)