Genjot Bisnis Restoran, MAP Rilis Obligasi Rp1,08 Triliun

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2016 11:33 WIB
Dana hasil penerbitan obligasi akan diserap General Atlantic. Sekitar Rp725 miliar atau 67,13 persen akan dialokasikan untuk bisnis makanan dan minuman MAP.
MAP akan merilis obligasi Rp1,08 triliun untuk mendongkrak bisnis empat anak usahanya di bidang makanan dan minumannya. Starbucks Coffee merupakan salah satu merek dari anak usaha MAP. (REUTERS/Luke Macgregor).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Mitra Adi Perkasa Tbk, peritel waralaba, akan menerbitkan surat utang untuk menopang lini usaha makanan dan minuman (food and beverages/F&B) empat anak usahanya yang tergabung dalam satu induk usaha khusus bidang F&B tahun ini.

Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAP mengungkapkan, obligasi ini berjenis zero coupon bond dan akan diterbitkan dengan nilai Rp1,08 triliun. Seluruh dana hasil penerbitan obligasi akan diserap oleh firma kapital asal Amerika Serikat, General Atlantic.

Dari dana yang diperoleh, sebesar Rp725 miliar di antaranya atau 67,13 persen akan dialokasikan untuk bisnis F&B. Sedangkan sisanya sebesar Rp 355 miliar rencananya akan digunakan untuk membayar utang perusahaan. Menurut laporan keuangan perusahaan pada Maret 2016, utang jangka panjang dan jangka pendek perusahaan mencapai Rp6,92 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kini sedang menunggu penutupan di kuartal keempat, antara September dan Oktober 2016. Kami melakukan restrukturisasi ini karena kami ingin lini bisnis F&B tumbuh, kalau tak begini ya tak akan tumbuh," ujar Fetty, Rabu (22/6).

Sebagai informasi, pada 31 Mei 2016, MAP menggabungkan empat anak usahanya yang bergerak di bidang F&B, yaitu PT Sari Coffe Indonesia dengan merek Starbucks, PT Sari Pizza Indonesia dengan merek Pizza Express, PT Premier Doughnut Indonesia dengan merek Krispy Kreme, serta PT Sari IceCream Indonesia dengan merek Cold Stone dan Godiva ke dalam satu induk usaha dengan nama PT MAP Boga Adiperkasa (MBA).

Saat ini, total ekuitas keempat perusahaan itu tercatat Rp170 miliar dan dipastikan meningkat setelah adanya aksi korporasi ini. Di samping itu, upaya penguatan modal ini juga selaras dengan keinginan perusahaan untuk melepas saham MBA ke lantai bursa empat hingga lima tahun mendatang.

Susiana Latif, Direktur Keuangan MAP menambahkan, sebagai mitra investasi di dalam anak usaha barunya itu, General Atlantic rencananya akan diberikan saham sebesar 29,9 persen di dalam MBA. Dengan catatan, sudah melakukan penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO).

Namun, ia tak menjelaskan lebih rinci ihwal jumlah dana yang akan diincar melalui IPO tersebut. Perseroan masih melihat nilai pasar pada saat pelaksanaan IPO mendatang.

"Dalam tahap pertama, General Atlantic tidak akan diberikan opsi saham. Kalau sudah IPO, kami akan exercise sahamnya seperti apa," tutur Susiana.

Sementara itu, VP Sharma, Wakil Presiden Direktur MAP meyakini General Atlantic adalah mitra yang tepat untuk mengantarkan anak usaha F&B melantai di bursa. Menurut dia, General Atlantic adalah firma yang berpengalaman dalam mengembangkan bisnis ritel di seluruh dunia.

"Bisnis makanan dan minuman semakin berkembang, dan ekspansi lini bisnis ini ke depan sangat bergantung dengan IPO tersebut," imbuh dia.

Pada tahun 2015 lalu, skema bisnis serupa telah dilakukan perusahaan dalam membuat anak usaha baru, yakni PT MAP Aktif Adiperkasa (MAA). Perusahaan ini fokus pada ritel alat olahraga dan produk anak-anak. Jika tidak ada aral melintang, perusahaan ini direncanakan IPO beberapa tahun mendatang.

Untuk melancarkan usaha tersebut, perusahaan menerbitkan obligasi Rp1,5 triliun dengan bunga nol persen dan tenor lima tahun kepada Asia Sportswear Holdings yang merupakan anak usaha dari firma investasi, CVC Capital. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER