Ekspansi Jaringan, MIDI Rogoh Kocek Rp900 Miliar

Dinda Audriene Mutmainah | CNN Indonesia
Jumat, 27 Mei 2016 14:29 WIB
MIDI menyiapkan belanja modal untuk ekspansi pembukaan 250 gerai baru, renovasi gudang, dan kebutuhan operasional lainnya di sepanjang tahun ini.
MIDI menyiapkan belanja modal untuk ekspansi pembukaan 250 gerai baru, renovasi gudang, dan kebutuhan operasional lainnya di sepanjang tahun ini. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Midi Utama Indonesia Tbk, jaringan riteler Alfamidi, Alfaexpress dan Lawson, berniat untuk melakukan ekspansi jaringan gerai baru. Emiten berkode MIDI ini merogoh kocek Rp900 miliar sebagai belanja modal (capital expenditure).

Suantopo Po, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan MIDI menuturkan, manajemen menyiapkan belanja modal untuk ekspansi pembukaan gerai baru, renovasi gudang, dan kebutuhan operasional lainnya.

"90 persen atau sebagian besar capex kami akan digunakan untuk ekspansi gerai baru dan sisanya untuk renovasi gudang," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Tangerang, Jumat (27/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sumber pendanaan capex tersebut didapat dari pinjaman bank dan kas internal dengan proporsi fifty-fifty. Sampai kuartal I 2016, perseroan sudah menggunakan capex-nya sebesar Rp159 miliar.

Ia menuturkan, MIDI telah menambah 41 gerai Alfamidi dan 4 gerai Alfasupermarket per kuartal I 2016. Perseroan menargetkan membangun 250 gerai Alfamidi dan lima gerai Alfasupermarket di sepanjang tahun ini. 40 persen di antaranya dibangun di Pulau Jawa dan sisanya di luar Jawa.

Untuk jaringan riteler Lawson, MIDI tidak berencana untuk menambah gerai di tahun ini. Menurut Suantopo, masyarakat Indonesia masih butuh waktu untuk convinience store.

"Lawson hanya convinience store. Di luar negeri saja, convinience store butuh waktu 20 tahun untuk bertahan. Jadi, itu alasan kami tidak menambah gerai. Indonesia masih butuh waktu, mereka masih suka makanan panas daripada dingin. Selain itu, kami juga ada kendala logistik karena makanan tidak bisa dibekukan terlalu lama," imbuh dia.

Sebagai informasi, perseroan menghabiskan dana sebesar Rp7 miliar untuk membangun setiap gerai Alfasupermarket.

Genjot Efisiensi

Suantopo menuturkan, kendati agresif membuka jaringan baru, perseroan akan mulai melakukan efisien pada sejumlah pos. Upaya ini ditempuh, mengingat pertumbuhan beban lebih kencang ketimbang peningkatan pendapatan.

Pada kuartal I 2016, beban perseroan tercatat tumbuh 30 persen, yaitu dari Rp1 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp1,3 triliun. Sementara, pendapatan bersihnya naik 25,6 persen atau menjadi Rp1,85 triliun.

"Manajemen menuntut kami untuk melakukan efisiensi. Jadi, kami lakukan kajian terhadap sumber daya manusia. Lalu pengecekan material toko yang tidak diperlukan. Yang tidak perlu yang bisa diefisiensikan akan kami efisiensi," pungkasnya.

Berdasarkan laporan keuangan MIDI, beban gaji mencapai 10 persen dari total belanja modal. Selain itu, perseroan juga akan lakukan efisiensi listrik. (bir/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER