Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi begerak variatif dengan kecenderungan melanjutkan penguatannya pada perdagangan Kamis (21/7), sejalan dengan tren kenaikan bursa saham global saat ini dan didukung ekspektasi penurunan suku bunga acuan (BI rate).
Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, bursa saham global tadi malam masih melanjutkan tren kenaikannya. Ia merinci, indeks Eurostoxx di kawasan Uni Eropa naik hingga 1,22 persen di 2.966,95.
Di Wall Street, indeks Dow Jones mencatatkan kenaikan untuk sembilan hari berturut-turut tutup di 18.595,03 atau menguat 36,12 poin. Sementara indeks S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 0,43 persen dan 1,06 persen di 2.173,02 dan 5.089,93.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pasar merespon positif pencapaian sejumlah laba emiten pada kuartal II 2016 yang di atas ekspektasi, seperti Microsoft Corp. dan Morgan Stanley. Hal ini sejalan dengan dengan rilis sejumlah data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya,” katanya dalam riset.
David memprediksi IHSG akan bergerak variatif pada perdagangan hari ini, di mana akan berada dalam rentang support 5.200 dan resisten di 5.260.
"Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan akan bergerak bervariasi di tengah ekspektasi penurunan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen," terang David.
Selain itu, pasar juga mulai mengantisipasi rilis kinerja kuartal II 2016 sejumlah emiten. David menyatakan, harga komoditas yang umumnya melemah tadi malam menyusul kenaikan dolar AS dapat memicu aksi ambil untung (profit taking) pada saham pertambangan yang harganya relatif sudah tinggi.
Adapun, IHSG kemarin ditutup menguat 69,39 poin (1,3 persen) ke level 5.242. Penguatan tersebut merupakan penguatan untuk empat hari perdagangan berturut-turut dan posisi penutup tertinggi IHSG sejak perdagangan 27 Mei 2015 lalu.
Penguatan lanjutan IHSG, lanjutnya, terutama didorong derasnya arus dana asing (capital inflow) yang masuk ke pasar saham. Seperti dikehui, jumlah pembelian bersih asing mencapai Rp862,12 miliar pada perdagangan kemarin. Aksi beli ini terutama menyasar sejumlah saham berkapitalisasi besar yang bergerak di sektor perbankan, otomotif dan telekomunikasi.
"Juli ini saja pembelian bersih asing hingga kemarin telah mencapai Rp8,36 triliun," papar David.
Sentimen positif IHSG kemarin juga ditopang oleh pelaksanaan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) dan menguatnya pasar saham global.
"Penguatan rupiah akhir-akhir ini hingga di Rp13,100 per dolar AS turut memicu sentimen positif, terutama dikaitkan dengan terbukanya peluang Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan kembali tingkat bunganya pada Sidang Dewan Gubernur BI pekan ini," jelasnya.
Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada memprediksi IHSG akan berada dalam rentang support 5.190-5.218 dan resisten 5.271-5.297. Menurutnya, penguatan yang terjadi di bursa saham Eropa dan AS, serta rilis BI terkait BI rate dapat menjadi sentimen positif bagi potensi penguatan lanjutan IHSG pada perdagangan hari ini.
"Meskipun juga perlu untuk tetap mewaspadai kondisi yang ada, terutama jika mulai ada pelaku pasar yang memanfaatkan penguatan tersebut untuk profit taking," terang Reza dalam risetnya.
(gir)