Jakarta, CNN Indonesia -- Harga batu bara telah mencapai US$84,89 per ton pada bulan November 2016, atau meningkat 22,9 persen dibandingkan bulan Oktober sebesar US$69,07 per ton. Level tersebut merupakan harga batu bara tertinggi di tahun 2016, yang selama ini selalu berada di kisaran US$50 per ton.
Menurut data Harga Batubara Acuan (HBA) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), angka pada bulan November ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Tercatat, harga batu bara terakhir kali menyentuh posisi US$84 per ton pada bulan Juni 2013.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Sujatmiko menuturkan bahwa permintaan yang tinggi dari Cina telah membuat harga melonjak. Namun di sisi lain, negara tirai bambu itu juga tengah mengurangi produksi batu baranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, permintaan impor batu bara dari Cina meningkat drastis.
"Sesuai pandangan analis dan yang diberitakan oleh Bloomberg, disebutkan bahwa kenaikan harga disebabkan karena permintaan Cina yang tinggi dan produksinya yang berkurang. Sementara itu, kebutuhan batu bara untuk listrik dan industrinya tetap tinggi," ujar Sujatmiko kepada
CNNIndonesia.com, Senin (7/11).
Menurut data Kementerian ESDM, harga batu bara sempat mencapai titik terendah US$50,92 per ton pada bulan Februari tahun ini. Namun, harga kembali melonjak dan bahkan bisa mencapai 66,71 persen hanya dalam waktu sembilan bulan saja.
Di samping itu, harga batu bara juga menembus level US$80 per ton untuk pertama kalinya sejak Februari 2014. Setelah itu, harga batu bara mengalami penurunan dengan titik terendah Februari 2016 sebesar US$50,92 per ton.
(gir/gen)