Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meramal belanja Kementerian/Lembaga di akhir tahun ini bisa tembus 97-98 persen dari target APBN-Perubahan 2016.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, upaya optimalisasi sudah dilakukan pemerintah untuk mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, termasuk melakukan koreksi terhadap DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) dan membenahi masalah "self blocking".
Ia juga memastikan, pengelolaan belanja hingga akhir Desember 2016 dilakukan secara berkesinambungan dengan melihat potensi penerimaan dan menjaga defisit anggaran tidak melebihi estimasi 2,7 persen terhadap PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belanja intinya cepat terkendali. Artinya, dia tetap harus cepat, tapi terkendali. Ini sesuai langkah konsolidasi fiskal, supaya defisit (anggaran) terjaga maksimum 2,7 persen," ujarnya, Selasa (6/12).
Askolani menegaskan, pemerintah terus menjaga kualitas belanja agar memberikan dampak yang positif terhadap pembangunan dan efektif terhadap pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan memproyeksikan belanja Kementerian/Lembaga pada akhir tahun 2016 bisa mencapai Rp683 triliun, dengan total belanja pemerintah pusat keseluruhan mencapai Rp1.306,7 triliun.
Hingga akhir Oktober 2016, Kementerian Keuangan juga mencatat penyerapan belanja Kementerian Lembaga rata-rata mencapai 62,6 persen dari target, dengan rata-rata pertumbuhan dari 2015 ke 2016 tercatat kisaran 4,9 persen.
Kementerian/Lembaga yang pertumbuhan belanjanya di atas proyeksi rata-rata dan diikuti dengan penyerapan yang tinggi pada periode ini adalah Kementerian Keuangan, Kepolisian RI, dan Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Kementerian Lembaga yang terkait dengan infrastruktur, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian ESDM, penyerapannya masih dibawah rata-rata hingga awal November 2016.
Secara keseluruhan, realisasi belanja pemerintah pusat pada periode ini baru mencapai Rp857,5 triliun atau 65,6 persen dari target Rp1.306,7 triliun, dibandingkan dengan Oktober 2015 yang tercatat Rp829,7 triliun atau 62,9 persen dari target Rp1.319,5 triliun.