Pemerintah Klaim Produksi Cabai Januari Surplus 5 Ribu Ton

CNN Indonesia
Kamis, 12 Jan 2017 03:52 WIB
Kementerian Pertanian mengklaim pada Januari produksi cabai diperkirakan sebanyak 73 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar 68 ribu ton.
Kementerian Pertanian mengklaim pada Januari produksi cabai diperkirakan sebanyak 73 ribu ton, sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar 68 ribu ton. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca melonjaknya harga cabai, Kementerian Pertanian mengklaim produksi cabai secara nasional selama Januari 2017 diprediksi mengalami kelebihan atau surplus sebanyak 5 ribu ton.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan, pada Januari produksi cabai diperkirakan sebanyak 73 ribu ton sedangkan kebutuhan konsumsi masyarakat sekitar 68 ribu ton.

"Dengan begitu, selama Januari ini produksi cabai surplus sebanyak 5 ribu ton. Untuk Januari, ini prognosa saya, sebenarnya surplus," katanya seperti dilansir dari Antara, Rabu (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Spudnik mengungkapkan, sebenarnya konsumsi cabai per kapita masyarakat Indonesia sangat kecil, yakni sekitar 1,26 kilogram per kapita per tahun atau hanya 0,105 kilogram per kapita per bulan.

"Kalau dibagi per hari, hanya 35 gram (per kapita). Artinya kan tidak perlu terlalu panik," katanya.

Ia menegaskan, setelah pihaknya melakukan peninjauan ke sejumlah daerah sentra produksi cabai, maka dapat dipastikan bahwa ketersediaan komoditas tersebut cukup terjamin.

Salah satu contohnya adalah di Kediri, yang saat ini memiliki areal pertanaman cabai seluas 5 ribu hektare begitu juga di Banyuwangi sekitar 4.500 hektare, serta Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Menurut dia, seharusnya masyarakat tidak perlu terlalu bergantung pada cabai rawit yang saat ini harganya melambung tinggi, karena masih ada cabai merah besar dan cabai keriting yang harganya lebih murah.

Pada kesempatan itu Dirjen Hortikultura meminta Bulog Sub Divisi Regional Malang dan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk mengirim cabai rawit ke Jakarta sebagai upaya untuk menekan harga cabe di Ibu Kota yang masih tinggi.

Tak hanya itu, ia menyatakan petani cabai rawit di desa tersebut bersedia menjual hasil produksinya seharga Rp35 ribu per kilogram, jauh lebih murah dari yang biasa dipatok para petani, yaitu Rp80 ribu per kilogram.

Dengan harga yang cukup murah dari petani, tambahnya, PPI dan Bulog bisa mendistribusikan cabe rawit tersebut dengan harga maksimal Rp50.000 sehingga diharapkan bisa menekan harga cabai yang semakin tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Nasri Abdul Wahid menyebutkan sekitar 30 hektar lahan pertanian milik warga yang hasilnya akan dikirim ke Jakarta dengan harga murah.

Nasri mengatakan produktivitas lahan tersebut sekitar 15 ton per hektare dalam sekali panen. Namun belum dapat dipastikan berapa kali hasil panen yang akan dikirim ke Jakarta guna menurunkan harga cabai.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER