BNI Siapkan Rp4 Triliun untuk Ekspansi Anak Usaha

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 27 Jan 2017 07:41 WIB
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana mengembangkan anak usahanya yang bergerak di bidang asuransi dan aset management melalui langkah akusisi.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana mengembangkan anak usahanya yang bergerak di bidang asuransi dan aset management melalui langkah akusisi. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun untuk mengembangkan bisnis secara anorganik atau melalui anak usaha.

Direktur Keuangan dan Risiko BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, bank berlogo 46 itu berencana mengembangkan anak usahanya yang bergerak di bidang asuransi dan aset management melalui langkah akusisi perusahaan baru yang bergerak di bidang serupa.

"Untuk pertumbuhan anorganik, kita siapkan kurang lebih Rp4 triliun untuk kegiatan asuransi, asset management, kemudian kami kembangkan bank syariah yang ada dan itu akan kita akan tingkatkan portofolionya, kita juga akan mengkaji untuk kemungkinan pembentukan modal ventura ataupun perusahaan capital investment," ujarnya dalam konferensi pers di Menara BNI, Kamis (26/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rico mengatakan, pengembangan bisnis anak usaha perseroan akan diarahkan untuk mendukung sang induk usaha penyaluran pembiayaan ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Tahun ini perseroan akan mengubah peta pasar kredit utamanya pada 2017 dengan memprioritaskan segmen tersebut dari yang selama ini dominan di bisnis korporasi.

Untuk mendukung ekspansi tersebut, perseroan tahun ini tidak hanya akan mengandalkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai sumber pendanaan.

Direktur Treasuri dan Internasional BNI Panji Irawan menyebut, tahun ini BNI membidik perolehan dana hingga Rp10 triliun dari penerbitan obligasi dan US$500 juta dari pinjaman bilateral. .

Demi memperoleh dana tersebut, BNI sudah mengatur sejumlah strategi, di antaranya yakni melalui penerbitan surat utang (obligasi) serta melalui pinjaman bilateral.

Untuk obligasi, BNI berencana menerbitkannya pada kuartal II tahun ini dengan nilai rupiah. Ia menilai, menerbitkan obligasi dalam valuasi rupiah lebih menguntungkan dibanding dengan obligasi valuta asing.

"Pertama karena memang pricing-nya jauh lebih bagus, bond dolar AS akan kami konversi menjadi bilateral loan," jelas Panji.

Sejalan dengan itu, BNI juga membidik perolehan dana sebanyak Rp 3 triliun dari penerbitan negotiable certificate of deposit (NCD) pada 1 bulan atau 2 bulan ke depan, dan Rp 2 triliun dalam bentuk lain.

Menurut Panji, penerbitan surat utang ini untuk menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) tak terlalu tinggi di masa mendatang. Bank berplat merah ini akan menjaga rasio LDR di bawah 90 persen di tahun ini. (gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER