Jakarta, CNN Indonesia -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih membukukan kerugian sepanjang tahun lalu. Tercatat, perusahaan menderita rugi bersih sebesar US$171,69 juta.
Dalam laporan keuangan perusahaan yang dikutip Rabu (8/3), rugi bersih yang diderita perusahaan baja milik negara ini tercatat turun sebesar 46,35 persen dari US$320,02 juta pada 2015.
Penurunan rugi disebabkan pendapatan perusahaan berhasil tumbuh meski tipis, yakni 1,51 persen menjadi US$1,34 miliar dari sebelumnya US$1,32 miliar. Kenaikan pendapatan ini tentunya didukung oleh kenaikan volume penjualan perusahaan sepanjang tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan juga berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,59 persen dari US$1,35 miliar menjadi US$1,18 miliar.
Alhasil, laba kotor perusahaan berhasil berbalik arah menjadi positif sebesar US$155,22 juta dari sebelumnya yang merugi sebesar US$36,43 juta.
Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar menjelaskan, total penjualan sepanjang tahun 2016 sebanyak 2,23 juta ton, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 1,94 juta ton.
Penjualan baja jenis hot rolled coils (HRC) atau baja canai panas tumbuh 29,3 persen menjadi 1,19 juta ton dari sebelumnya yang hanya 927,09 ribu ton. Kemudian, untuk baja jenis cold rolled steel (CRC) atau baja canai dingin naik 4,21 persen menjadi 554 ribu ton dari sebelumnya 532 ribu ton.
Menurut Sukandar, pertumbuhan pendapatan perusahaan ini diraih ditengah penurunan rata-rata harga baja sepanjang tahun lalu.
"Masih meningkat meskipun rata-rata harga penjualan lebih rendah 3,32 persen hingga 15,15 persen dibandingkan dengan 2015," ungkap Sukandar dalam keterangan resmi.
Misalnya saja, untuk baja jenis HRC harganya turun 7,05 persen, CRC turun 6,09 persen, WR turun hingga 15,15 persen, bars turun 10,14 persen, sections turun 4,75 persen, dan baja pipa turun 3,32 persen.
Dengan demikian, perusahaan mampu mengerek nilai asetnya sepanjang tahun lalu menjadi US$3,93 miliar, naik 6,21 persen dari tahun 2015 US$3,7 miliar.
Namun, jumlah liabilitas atau kewajiban perusahaan juga tercatat naik 9,42 persen menjadi US$2,09 miliar dari sebelumnya US$1.91 miliar. Di mana jumlah liabilitas jangka pendek sebesar US$1,22 miliar dan liabilitas jangka panjang US$872,53 juta.
Lebih lanjut Sukandar menjelaskan, Krakatau Steel telah meraih dana hasil penerbitan rights issue tahun lalu sebesar Rp1,87 triliun. Rencananya, perusahaan akan menggunakannya untuk memasok baja bagi pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek II).
"Proyek tol ini menggunakan baja untuk di April 2017 ini, di mana membutuhkan baja sebanyak 225 ribu ton," terang Sukandar.
(gir)