BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Meski Fed Rate Naik

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2017 10:34 WIB
Kenaikan suku bunga the Fed kali ini tidak akan terlalu membahayakan pasar dan perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Kenaikan suku bunga the Fed kali ini tidak akan terlalu membahayakan pasar dan perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia. (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) pada Kamis (16/3) dini hari, diprediksi tidak akan membuat latah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 7 days reverse repo rate dari level 4,75 persen.

Ekonom Bahana Sekuritas Fakhrul Fulvian beralasan, inflasi di dalam negeri diperkirakan masih akan berada dalam target BI antara 3 - 5 persen sepanjang tahun ini. Meski pemerintah masih melanjutkan rencana kenaikan tarif listrik

“Kenaikan suku bunga the Fed kali ini tidak akan terlalu membahayakan pasar dan perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia,” kata Fakhrul, Kamis (16/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, arus modal ke pasar obligasi diperkirakan masih akan mengalir seiring dengan adanya kemungkinan S&P menaikkan rating Indonesia dalam waktu dekat.

Ia menyebut fundamental ekonomi Indonesia masih kuat, tercermin dari stabilnya nilai tukar, perbaikan neraca perdagangan dan perekonomian yang diperkirakan belum akan tumbuh signifikan pada kuartal pertama.

"Ini akan menjadi pertimbangan utama bank sentral dalam mempertahankan suku bunga tetap sebesar 4,75 persen pada bulan ini. Apalagi hingga akhir tahun lalu kredit perbankan masih tumbuh 7,9 persen secara tahunan. Tahun ini perbankan menargetkan kredit akan tumbuh sekitar 10 persen - 12 persen," katanya.

Untuk mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan kredit, menurutnya BI sudah bisa mengeluarkan aturan yang lebih detail terkait rencana pembayaran Giro Wajib Minimum (GWM) secara rata-rata. Atau secara teknikal disebut averaging GWM, sehingga bank lebih fleksibel dalam mengatur likuiditasnya.

Dengan lebih aktifnya perbankan dalam menyalurkan kredit, tentunya akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurut BI masih bisa bertumbuh antara 5 - 5,4 persen untuk sepanjang tahun ini. 

"Estimasi ini sesuai dengan perkiraan Bahana yang sebelumnya sudah memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 5,4 persen pada 2017," pungkasnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER