Jakarta, CNN Indonesia --
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berupaya menggairahkan sektor riil di Tanah Air melalui aktivitas perdagangan internasional. Tercatat, bank pelat merah itu pun telah memfasilitasi transaksi perdagangan (ekspor-impor) sebesar US$113,2 miliar pada akhir tahun lalu, dimana 36,5 persennya merupakan transaksi ekspor.
Atas kiprah tersebut, perseroan membukukan pendapatan senilai Rp3,14 Triliun di tahun 2016 dan 37 persen dari total pendapatan tersebut merupakan masuk dalam bentuk pendapatan berbasis komisi (fee based income).
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan untuk mendukung perdagangan internasional, Bank Mandiri telah mengembangkan produk dan layanan trade dengan melihat tantangan dan perkembangan perdagangan Internasional.
"Kami menyadari pentingnya solusi trade finance sebagai tulang punggung aktivitas perdagangan, terutama untuk menciptakan efisiensi dan akses perdagangan, terlebih pada saat pertumbuhan ekonomi global melambat," jelas Kartika di sela-sela pembukaan Global Annual Meeting International Chamber of Commerce (ICC) Banking Commission, Rabu (5/4)
Saat ini, tambahnya, bisnis
trade finance Bank Mandiri mendominasi sekitar 28,4 persen dari transaksi ekspor Indonesia, serta 29,9 persen dari transaksi impor Indonesia. Adapun pada bisnis
guarantee atau penjaminan Bank Mandiri mendominasi dengan pangsa pasar 28,7 persen,
Layanan trade finance Bank Mandiri sendiri saat ini meliputi solusi receivables dan payables, mulai dari tahap pre shipment sampai dengan post shipment, termasuk supply chain financing, mulai dari plain vanilla trade sampai dengan structured trade finance. Bahkan Bank Mandiri menurut customer survey dipersepsikan sebagai pioneer di bidang supply chain financing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT