ANALISIS

Hantu Emiten Semen Tahun Lalu Bernama Kelebihan Pasokan

CNN Indonesia
Senin, 10 Apr 2017 06:53 WIB
Kapasitas produksi yang tinggi, tidak diimbangi dengan pertumbuhan permintaan semen. Membuat perusahaan semen nasional terpaksa menjual dengan harga murah.
Kapasitas produksi yang tinggi, tidak diimbangi dengan pertumbuhan permintaan semen. Membuat perusahaan semen nasional terpaksa menjual dengan harga murah. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kinerja keuangan seluruh emiten semen remuk sepanjang tahun lalu. Empat perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan dari sisi laba bersih.

PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) merupakan dua emiten yang mencatat kenaikan pendapatan. Namun, keduanya hanya mampu mengerek tipis pendapatan dari penjualan yang dibukukannya tahun lalu.

Pendapatan Semen Baturaja naik 4,1 persen menjadi Rp1,52 triliun dari posisi 2015 sebesar Rp1,46 triliun. Sementara, pendapatan Holcim Indonesia merangkak 2,38 persen dari Rp9,23 triliun menjadi Rp9,45 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayang, meski penjualan meningkat tetapi laba bersih perusahaan tetap berkubang di area negatif. Penurunan laba bersih Semen baturaja terbilang cukup tajam jika dibandingkan dengan penurunan emiten semen lainnya.

Perusahaan meraup laba bersih sebesar Rp259,08 miliar, turun hingga 26,85 persen dari sebelumnya Rp354,18 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan Holcim Indonesia, kondisi itu masih terbilang cukup baik. Sepanjang tahun lalu, Holcim tercatat mengalami rugi Rp284,58 miliar, dari sebelumnya yang tercatat laba bersih sebesar Rp175,12 miliar.

Embargo Semen AudryIlustrasi kinerja keuangan emiten semen pada 2016. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Selanjutnya, PT Indocement Tunggal Prakarta Tbk (INTP) mencatat laba bersih sebesar Rp3,87 triliun, turun 11,03 persen dari Rp4,35 triliun. Turunnya laba bersih tersebut dikarenakan pendapatan perusahaan yang juga turun 13,65 persen menjadi Rp15,36 triliun dari Rp17,79 triliun.

Sementara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) masih dapat bernafas lega karena dapat mempertahankan laba bersihnya di posisi Rp4,52 triliun, ditengah turunnya pendapatan perusahaan sebesar 3 persen menjadi Rp26,13 triliun dari sebelumnya Rp26,94 triliun.

Analis Danareksa Lucky Bayu Purnomo menyatakan, pencapaian dari kinerja Semen Indonesia sendiri membuktikan perusahaan tersebut dapat bertahan dan tangguh ditengah menurunnya pendapatan emiten semen sepanjang tahun lalu.

"Semen Indonesia memang stagnan, tapi itu membuktikan perusahaan cukup bertahan di industri ini," ucap Lucky kepada CNNIndonesia.com.

Pelaku pasar pun masih merespons positif kinerja dari emiten Semen Indonesia meski kinerja keuangan tidak tumbuh. Hal ini terlihat dari harga saham yang masih berada pada level sekitar Rp9 ribu. Jika harga saham turun dan berada di level Rp8.850, maka baru bisa dikatakan kinerja emiten ini mengecewakan pelaku pasar.

"Kan Rp8.850 itu harga saham terendahnya Semen Indonesia. Kalau harga sahamnya mendekati level tersebut lagi berarti mendekati masa lalu yang buruk, tapi kan kenyataannya masih diatas Rp8.850," papar Lucky.

Permintaan Menyusut Akibat Pembangunan yang Stagnan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER