Kredit Investasi Tumbuh 10,32 Persen di Kuartal I

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2017 07:51 WIB
Peningkatan kredit investasi tersebut diiringi kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada jenis kredit tersebut.
Pada kuartal pertama tahun ini, OJK mencatat kredit secara keseluruhan tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp4.369,97 triliun. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai permintaan kredit investasi pada kuartal pertama tahun ini mulai meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini.

Berdasarkan data OJK, kredit investasi pada sepanjang kuartal pertama tahun ini tumbuh 10,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1.138,24 triliun. Pertumbuhan tersebut sebenarnya lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat tumbuh 11,63 persen (yoy).

Namun, dibandingkan dengan jenis kredit lainnya, kredit investasi tercatat tumbuh paling tinggi. Adapun kredit modal kerja pada kuartal pertama tahun ini tumbuh 8,6 persen (yoy), sedangkan kredit investasi tumbuh 9,3 persen (yoy). Adapun dari sisi nilai, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masih mendominasi dengan penyaluran kredit yang masing-masing mencapai Rp2.007,86 triliun dan Rp1.223,87 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Demand (permintaan kredit investasi) sudah mulai ada. Demand itu muncul karena ekonomi sudah bergerak," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad di Jakarta, Selasa (23/5).

Peningkatan ekonomi, menurut Muliaman, antara lain terlihat pada capaian pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 5,01 persen, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu 4,92 persen.

Sayangnya, peningkatan kredit investasi tersebut diiringi oleh meningkatnya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada jenis kredit tersebut. Pada kuartal pertama tahun ini, rasio NPL kredit investasi naik dari 2,8 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 3,3 persen. Adapun rasio NPL perbankan secara keseluruhan tercatat sebesar 3,04 persen.

Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo mengatakan pihaknya memiliki sejumlah langkah untuk menekan peningkatan NPL. Salah satunya, dengan menyalurkan kredit selektif.

"Untuk NPL BNI, secara umum kami masih di bawah tiga persen," ujarnya.

Sebagai informasi, pada kuartal pertama tahun ini, kredit perbankan secara keseluruhan tercatat tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp4.369,97 triliun. Penyaluran kredit masih didorong oleh kredit dalam denominasi rupiah yang tumbuh 9,5 persen (yoy) menjadi Rp3.731,17 triliun. Sementara itu, kredit valas tumbuh 7,5 persen (yoy) menjadi Rp638,8 triliun.

Dari sisi sektor usaha, tiga sektor yang pertumbuhan kreditnya tinggi adalah sektor listrik sebesar 40,15 persen (yoy) menjadi Rp138,23 triliun, sektor konstruksi 26,41 persen (yoy) menjadi Rp215,28 triliun, dan sektor pertanian sebesar 12,45 persen (yoy) menjadi Rp284,46 triliun.

Sementara, itu, penurunan terjadi pada kredit sektor transportasi sebesar 2,7 persen (yoy) menjadi Rp171,08 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER