Agung Podomoro Rilis Surat Utang US$300 Juta di Singapura

CNN Indonesia
Selasa, 06 Jun 2017 16:26 WIB
Rencananya, sebagian besar dana hasil penerbitan atau sekitar 52 persen akan digunakan untuk membayar utang, sementara sisanya untuk belanja modal.
Rencananya, sebagian besar dana hasil penerbitan atau sekitar 52 persen akan digunakan untuk membayar utang, sementara sisanya untuk belanja modal. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melalui anak usahanya, APL Realty Holdings Pte. Ltd. menerbitkan surat utang atau obligasi dalam denominasi dolar AS (notes) senilai US$300 juta atau setara Rp4,03 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (6/6), Agung Podomoro menerbitkan notes senilai US$300 juta dengan bunga 5,95 persen yang akan jatuh tempo pada tahun 2024.

Notes tersebut telah diterbitkan oleh APL Realty pada 2 Juni 2017. Lebih lanjut, notes tersebut dicatatkan dan diperdagangkan Bursa Efek Singapura (SGX-ST).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan menilai obligasi ini merupakan diversifikasi sumber pendanaan utang bagi perseroan untuk mendapatkan dana yang cukup besar sehingga perseroan dapat menjaga kontinuitas sumber pendanaan jangka panjang.

"Rencana penerbitan obligasi ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan, antara lain beban keuangan yang lebih rendah," jelas perusahaan dalam keterbukaan informasi.

Lebih lanjut, obligasi ini akan jatuh tempo pada tahun 2024 yang dengan tanpa syarat (unconditionally) dan tanpa dapat ditarik kembali (irrevocably) dijamin dengan jaminan perusahaan oleh perseroan dan anak perusahaan penjamin.

Dana hasil penerbitan notes setelah dikurang biaya-biaya sehubungan dengan rencana transaksi kepada pihak-pihak independen sebesar 1,3 persen adalah sebesar US$296,23 juta atau ekuivalen Rp3,98 triliun.

Perseroan menyatakan dana itu akan dipergunakan untuk melakukan pelunasan utang yang jatuh tempo dan untuk menunjang kebutuhan pendanaan perusahaan secara umum.

Pertama, kurang lebih sebesar 30 persen dari hasil bersih akan digunakan pelunasan obligasi Rp1,2 triliun yang berbunga 9,375 persen per tahun.

Kedua, kurang lebih 22 persen dari hasil bersih akan digunakan oleh perseroan untuk pembayaran sejumlah pinjaman bank sebesar Rp865,27 miliar yang berbunga 11,5 persen.

Sementara sisanya kurang lebih 48 persen akan digunakan oleh perseroan untuk menunjang kebutuhan pendanaan secara umum (belanja modal).
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER