Pertamina Segera Caplok Satu Blok Migas di Iran

CNN Indonesia
Jumat, 14 Jul 2017 11:22 WIB
National Iranian Oil Company (NIOC) memberikan lampu hijau bahwa tawaran Pertamina di blok migas Mansouri, Khuzestan, masih yang terbaik.
National Iranian Oil Company (NIOC) memberikan lampu hijau bahwa tawaran Pertamina di blok migas Mansouri, Khuzestan, masih yang terbaik. (www.pertagas.pertamina.com).
Jakarta, CNN Indonesia -- Usaha PT Pertamina (Persero) menggarap blok migas Mansouri satu tahun belakangan ini agaknya berbuah manis. Jika tidak ada aral melintang, perusahaan migas pelat merah tersebut akan mengantongi izin pengelolaan blok yang terletak di Provinsi Khuzestan, Iran.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, saat ini, ada satu perusahaan migas lain yang juga berminat menggarap ladang tersebut. Namun, National Iranian Oil Company (NIOC) memberikan lampu hijau bahwa tawaran Pertamina yang terbaik.

"Sekarang, kami kejar blok Mansouri, dari dua bidder (penawar) itu kelihatannya kami paling bagus," tutur Syamsu ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis malam (13/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jangan heran bila NIOC sudah mengundang Pertamina untuk melakukan diskusi teknis beberapa waktu lalu. Setelah diskusi teknis, Pertamina dan NIOC akan membicarakan penyusunan syarat dan ketentuan ihwal pengelolaan blok migas.

"Minggu ini, tim berangkat ke sana untuk bicara mengenai T&C (terms and conditions). Sekarang, ada Iranian Petroleum Contract (IPC). Nah, itu yang akan kami pakai untuk menghitung aspek komersialnya seperti apa," imbuhnya.

Sekadar informasi, Mansouri merupakan satu dari dua blok yang dibidik Pertamina. Kedua blok itu disebut-sebut memiliki cadangan 3 miliar barel dengan total produksi 120 ribu barel per hari. Adapun, satu blok lain bernama Ab-Teymour berlokasi di provinsi yang sama.

Namun, Syamsu menyebutkan, NIOC belum melakukan pembicaraan mengenai blok Ab-Teymour. Padahal, Pertamina dan satu perusahaan lain serius mengincar blok tersebut.



"Belum ada pembicaraan mengenai blok Ab-Teymour. Sehingga, kalau ada kesepakatan, tentu blok Mansouri dulu. Tapi, saya pun belum tahu kapan closing-nya (kesepakatan)," terang dia.

Selain Iran, Pertamina juga masih memproses keterlibatan di dua lapangan migas di Rusia, yaitu Chavyo Field dan Russkoye Field yang merupakan kesepakatan dengan perusahaan asal Rusia, OJSC Rosneft, ketika membangun kilang Tuban.

Namun, sampai saat ini, Pertamina masih menghitung dampak pengenaan beberapa pajak ketika produksi dari lapangan itu dibawa ke Indonesia. Di dua lapangan itu, Pertamina bukan menjadi operator, melainkan hanya mengempit hak partisipasi (Participating Interest/PI) saja.

Sesuai kesepakatan yang ditandatangani tanggal 4 Oktober 2016 lalu, Pertamina akan mendapatkan kepemilikan 20 persen di lapangan Chavyo Field dan 37,5 persen di Russkoye Field.

"Kan kami di sana belinya PI, kalau produksinya dibawa ke Indonesia ini ada hitungan tax-nya (pajak). Ini yang lagi kami hitung, masuk tidak (dengan keekonomian)," kata Syamsu.

Sebagai informasi, Pertamina mencatatkan produksi 150 ribu setara barel minyak per hari (BOEPD) sepanjang kuartal I 2017 dari kegiatan operasional luar negeri. Angka tersebut tumbuh 18,11 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 127 ribu BOEPD.

Produksi tersebut dihasilkan dari enam negara yang terdiri dari tiga negara wilayah produksi yang sudah ada (existing), yakni Aljazair, Irak, dan Malaysia dan tiga negara baru dari hasil akusisi perusahaan Perancis, Maurel et Prom, yaitu Tanzania, Gabon dan Nigeria.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER