Jonan Beri Restu Investor China Garap Proyek Bontang

Yuli Yanna Fauzie | CNN Indonesia
Selasa, 14 Nov 2017 08:28 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan restu kepada perusahaan China untuk bermitra dengan PT Pertamina guna menggarap kilang minyak Bontang.
Menteri ESDM Ignasius Jonan memberikan restu kepada perusahaan China untuk bermitra dengan PT Pertamina guna menggarap kilang minyak Bontang. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengaku memberikan restu kepada perusahaan China untuk bermitra dengan PT Pertamina (Persero) dalam menggarap kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Bontang di Kalimantan Timur.

"Saat ini yang kami tahu, sebuah perusahaan China sedang diskusi kerja sama dengan Pertamina untuk membangun Grass Root Refinery di Bontang," ujar Jonan pada perhelatan The 5th Indonesia China Energy Forum (ICEF) di Hotel JW Marriott, Senin (13/11).

Sayang, Jonan belum ingin buka mulut lebih lebar ihwal perusahaan asal Negeri Tirai Bambu yang digadang-gadang telah menyatakan ketertarikan dan tengah berkomunikasi dengan Pertamina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jonan berharap kerja sama ini akan memperkuat hubungan yang selama ini telah dibangun oleh kedua negara, serta mempercepat seluruh pembangunan proyek sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Tanah Air.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar turut membenarkan terkait ketertarikan sebuah perusahana China untuk 'berduet' dengan Pertamina di Kilang Bontang. Namun, senada dengan Jonan, Ia juga enggan menyebut nama perusahaan tersebut.

"Masih dibahas. Ini sudah lama kok (ketertarikan dari perusahaan China itu). Tapi ini kan aksi korporasi Pertamina, tanyakan ke sana," kata Arcandra.

Sementara, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Ego Syahrial menambahkan, target pembangunan kilang Bontang saat ini masih terus dibahas antara Kementerian ESDM dan Pertamina, di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Pertamina pun saat ini, menurut dia, tak lagi diwajibkan mayoritas pada proyek tersebut.

"Dulu kan Pertamina harus mayoritas. Sekarang dibuka sajalah, silahkan. Kalau Pertamina mau 100 persen, mau 50 persen, silahkan. Masalah lainnya (perusahaan China-nya) siapa, ya b-to-b saja," terangnya.

Sebelumnya, pemerintah menargetkan bahwa rekan Pertamina dalam menggarap Kilang Bontang harus ditetapkan pada tahun ini agar penyelesaian pembangunan kilang tetap sesuai dengan target yang telah ditentukan, yaitu pada 2023 mendatang.

Sementara bila telah beroperasi, Kilang Bontang diperkirakan akan berkapasitas sekitar 300 ribu barel per hari dengan investasi total mencapai US$8 miliar. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER