Jokowi Tolak Ide Singapura Integrasi e-Payment Seantero ASEAN

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 30 Apr 2018 15:24 WIB
Presiden Joko Widodo mengaku menolak rencana integrasi e-payment di negara-negara anggota ASEAN. Ide ini mulanya dilontarkan pimpinan Singapura.
Presiden Joko Widodo mengaku menolak rencana integrasi e-payment di negara-negara anggota ASEAN. Ide ini mulanya dilontarkan pimpinan Singapura. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo berharap pelaku ekonomi di Indonesia bekerja lebih gesit di tengah perkembangan zaman. Menurutnya, inovasi yang berkembang saat ini membutuhkan birokrasi yang kilat agar tak ketinggalan dengan negara-negara tetangga.

Jokowi menyebut, salah satu inovasi yang berkembang di dunia saat ini adalah pembayaran elektronik (e-payment). Adapun, e-payment adalah sistem pembayaran nontunai berbasis internet, sehingga pembayaran atas barang dan jasa bisa dilakukan hanya menggunakan ponsel pintar.


Hanya saja, baru-baru ini Jokowi menolak rencana integrasi e-payment di negara-negara anggota ASEAN yang dilontarkan Singapura. Untuk saat ini, menurutnya, Indonesia akan rugi besar dari integrasi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singapura mau mengintegrasikan e-payment yang namanya e-money, e-wallet, jadi bayar tidak usah pakai cash lagi, tidak pakai kartu kredit lagi, pakai smartphone. Ini ingin diintegrasikan ke seluruh ASEAN. Tapi saya bilang nanti dulu, karena enak dia (Singapura), rugi di kita (Indonesia)," jelas Jokowi, Senin (30/4).

Jokowi menuturkan, hal ini lantaran masih belum ada kejelasan ihwal pemegang platform utama dari sistem e-payment tersebut. Jika platform e-payment Indonesia menjadi penyedia sistem pembayaran elektroniknya, Jokowi bisa saja langsung menyetujuinya. Namun, jika platform utama yang digunakan bukan berasal dari Indonesia, ia tentu enggan menjalankannya.


Sebab menurutnya, Indonesia adalah pasar yang besar. Penduduk Indonesia yang mencapai 260 juta jiwa mengambil 41 persen populasi ASEAN yang ditaksir 630 juta jiwa. Ia khawatir, jika integrasi dilakukan, maka platform e-payment asing yang justru menikmati pasar Indonesia yang cukup besar.

"Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kurang lebih 40 hingga 45 persen dari PDB ASEAN. Penduduk Indonesia juga sama. Jadi, kalau aplikasi sistemnya, platform-nya yang pegang Indonesia ya langsung setuju, tapi kalau tidak ya nanti dulu. Indonesia hanya dijadikan pasar saja, kami tidak mau," tutur dia.


Dikutip dari Reuters, integrasi e-payment lintas batas seantero ASEAN mencuat di dalam ASEAN summit yang dihelat akhir pekan lalu di Singapura. Di dalam pertemuan itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, masing-masing anggota ASEAN akan kesulitan dalam memberikan dampak ekonomi secara global dan regional, sehingga pemimpin ASEAN harus mendukung integrasi dan kerja sama agar dampak itu lebih efektif. (lav)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER