Baru-baru ini nama Raffi Ahmad dan Ari Lasso menjadi sorotan netizen. Tapi, kali ini kedua pesohor itu disorot karena mempromosikan saham dari salah satu perusahaan tercatat (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI) bernama PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS).
Dalam unggahan video di Instagram, mereka mengajak publik untuk membeli saham tersebut. Raffi mengatakan jika investasinya dalam 2-3 minggu naik 20 persen menuju 30 persen setelah membeli saham emiten itu.
"Buat kalian semua coba kalian telusuri MCAS, di BEJ. Mantap gaes," ujar Raffi dalam video tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Ari Lasso mengatakan jika kinerja saham MCAS meningkat signifikan. Karenanya, ia menyarankan masyarakat mulai berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham MCAS.
"Nah, di masa pandemi ini ada satu saham yang luar biasa menarik dari PT M Cash Integrasi, kode sahamnya MCAS di Bursa Efek Jakarta. Kalian bisa cek dalam berapa bulan ini signifikan banget peningkatannya, ini bukan endorse bukan apapun. Saya cuma ingin berbagi dengan teman-teman agar memiliki kesadaran investasi dengan instrumen yang tepat," kata Ari Lasso.
Menanggapi fenomena tersebut, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengaku menyambut baik ajakan para influencer tersebut karena meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi di pasar modal. Namun, ia juga mengingatkan risiko lain di balik rekomendasi saham.
"Kami menyambut positif influencer seperti mereka namun juga perlu mengingatkan mereka akan tanggung jawab moral kepada para follower dan kemungkinan potensi tuntutan hukum dari para pengikutnya apabila ada yang merasa dikecewakan," jelasnya.
Sementara itu, MCAS menyatakan jika perseroan tidak melakukan endorse pada 2 selebritas tersebut. Menurut MCAS, keputusan investasi pada saham mereka adalah keputusan pribadi Raffi dan Ari Lasso.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menuturkan fenomena rekomendasi saham oleh influencer, tidak hanya dari kalangan selebritis, memang mulai marak. Ada sebagian dari mereka yang mencantumkan analisa kinerja saham dan sebagian lainnya hanya menyebutkan nama saham tanpa analisanya.
Untuk golongan kedua, kata dia, rekomendasi itu dikenal dengan istilah 'pom pom saham'. Ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Raffi Ahmad dan Ari Lasso.
"Sepanjang influencer share analisa mereka itu bagus, saya setuju. Karena investor ritel bisa menganalisa apakah saham itu sesuai tidak dengan psikologis dan tujuan investasi mereka. Kalau hanya saham saja, saya kurang setuju karena kurang proper dan tidak mengedukasi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Ia mengatakan ada risiko yang muncul jika seorang investor khususnya investor ritel membeli saham berdasarkan rekomendasi tanpa disertai analisis alias 'pom pom saham'. Ia mengingatkan kembali jika investasi pada efek saham bersifat high risk alias risiko tinggi, karena pergerakan saham bisa naik dan turun dalam kurun waktu yang cepat.
Karenanya, ia khawatir jika investor ritel tidak diedukasi dengan baik serta hanya mengikuti tren dari influencer, maka mereka belum siap dengan risiko penurunan nilai investasi ke depannya. Terlebih, jika rekomendasi saham itu tidak disertai dengan analisa kinerja saham.
"Jadi, jangan langsung percaya hanya dengan melihat konten di sosial media lalu ikut beli. Karena, ketika sudah beli begitu harga saham bisa turun, takutnya kalau beli dan turun menjadi mental jatuh," paparnya.
Sebagai gambaran, saham MCAS memang langsung meroket setelah Raffi Ahmad dan Ari Lasso merekomendasikannya pada 4 Januari 2021. Pada penutupan perdagangan, saham MCAS menguat signifikan 5,26 persen atau 210 poin ke level Rp4.200 per saham.
Keesokan harinya, kenaikannya lebih tinggi yakni 8,33 persen atau 350 poin ke posisi Rp4.550 per saham. Namun pada perdagangan Kamis, 7 Januari 2021, penguatan saham MCAS sudah berkurang yakni hanya 0,22 persen atau 10 poin menjadi Rp4.560 per saham.