Sri Mulyani Sebut Industri Manufaktur Turun Hampir di Semua Negara
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan industri manufaktur di hampir seluruh negara mengalami penurunan, termasuk Indonesia. Hal itu terjadi karena industri jasa berkembang sangat cepat di era digital.
"Kalau dulu industri jasa dianggapnya sektor keuangan, perdagangan saja. Tapi sekarang dengan digitalisasi banyak sekali sektor sekarang berubah jadi services. Sehingga menyebabkan seolah-olah peranan sektor jasa mengambiil alih manufaktur," ujar Sri Mulyani di acara Kompas100 CEO Forum, Rabu (1/11).
Sementara itu, sektor manufaktur juga semakin sedikit menyerap tenaga kerja karena banyak menggunakan robot.
"Jadi memang peran teknologi akan mempengaruhi struktur dari suatu industri," katanya.
Sebelumnya, riset Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menunjukkan kinerja sektor manufaktur Indonesia menurun signifikan sejak pandemi covid-19.
Jika mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), proporsi sektor manufaktur terhadap PDB turun menjadi 18,25 persen pada kuartal II 2023.
Direktur Riset INDEF Berly Martawardaya mengatakan jika dibandingkan dengan negara lain seperti China, Thailand, bahkan Afrika Selatan, penurunan sektor manufaktur Indonesia terjadi sangat cepat.
Padahal, peran sektor industri dalam perekonomian sangat signifikan karena dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja yang tingkat pendidikannya lebih rendah (SD hingga SMA). Serapan tenaga kerja itu dapat menekan tingkat kemiskinan dan kesenjangan di masyarakat.