Jakarta, CNN Indonesia -- PT United Tractors Tbk (UNTR) tengah membidik proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) mulut tambang dan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Direktur United Tractors Iwan Hadianto menuturkan, saat ini perusahaan tengah mengkaji kemungkinan untuk mengelola PLTU Mulut Tambang sesuai perencanaan di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017 hingga 2026.
Ia hanya khawatir, lokasi tambang batu bara perusahaan tidak berada dekat dengan calon lokasi pembangkit-pembangkit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, PLN membuka 16 proyek baru PLTU mulut tambang pasca RUPTL terbit bulan April silam. Rencananya, 16 proyek itu memiliki kapasitas total 6.990 Megawatt (MW). Dari angka tersebut, sebanyak 5.390 MW berada di Sumatera dan 1.600 MW akan dibangun di Kalimantan.
Adapun saat ini, lahan tambang perusahaan di bawah anak usaha, PT Tuah Turangga Agung, mengelola sembilan wilayah konsesi pertambangan batu bara dengan jumlah cadagan mencapai 400 juta ton.
“Kami memang berencana mau masuk ke mulut tambang, tapi sayang proyek itu belum ada di tangan kami. Kami pun tengah menyelidiki lokasi-lokasi pembangkit tersebut, kalau ada yang dekat, kenapa tidak kami pasok sekalian,” ungkap Iwan ditemui di Jepara, Kamis (31/8).
Ia menuturkan, PLTU mulut tambang dipilih karena dianggap bisa memanfaatkan cadangan batu bara yang dimiliki perusahaan.
Adapun contoh yang baik, lanjutnya, ketika PT Asmin Bara Bronang, yang merupakan cucu perusahaan, memasok 30 persen batu bara sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati unit 5 dan 6, yang saat ini dioperatori anak usaha United Tractors yang lain, PT Bhumi Jati Power dalam jangka waktu 25 tahun.
Tak hanya itu, ia menuturkan perusahaan juga akan masuk ke pengembangan PLTA yang rencananya akan dilakukan di Kalimantan dan Sulawesi. Namun, sampai saat ini, perusahaan belum mendetailkan rencana itu lebih lanjut.
"Kami berharap ke depan kami bisa garap yang masih berkaitan dengan batu bara. Dan juga
renewable energy, karena kan sesuai RUPTL, bauran energi untuk Energi Baru Terbarukan juga cukup tinggi," lanjutnya.
Dengan masuk ke pembangkit listrik, ia berharap perusahaan bisa merustrukturisasi pendapatannya dengan mengurangi porsi pertambangan batu bara.
Menurutnya, saat ini 80 persen pendapatan perusahaan sebesar Rp29,43 triliun berasal dari sektor batu bara, baik dari pengelolaan pertambangan, kegiatan kontraktor pertambangan, hingga alat berat yang berkaitan dengan batu bara.
"Kalau saat ini, 80 persen masih dari aktivitas batu bara, ke depan kami harap ini bisa dikurangi ke angka 65 persen," paparnya.
Sekadar informasi, United Tractors baru membangun PLTU Tanjung Jati unit 5 dan 6 berkapasitas 2x1.000 MW bersama dengan Sumitomo Corporation Group dan The Kansai Electric Power Co. Rencananya, pembangkit ini akan rampung tahun 2021 nanti.