Jakarta, CNN Indonesia -- Makanan manis memang selalu menjadi pasangan yang tepat untuk teman minum kopi atau teh. Apalagi jika cuaca sedang dingin. Minum secangkir kopi atau teh hangat ditemani sebuah penganan manis sambil berbincang dengan teman atau sanak keluarga untuk menghabiskan waktu, sebuah momen yang tak pantas untuk dilewatkan.
Salah satu makanan manis yang akrab di lidah siapa saja adalah martabak manis. Ada juga yang menyebutnya martabak Bangka, martabak Bandung atau martabak terang bulan.
Sedikit mengulik sejarahnya, martabak manis ini dipercaya mulai diperkenalkan oleh pendatang Tionghoa di pulau Bangka. Untuk bertahan hidup, mereka mencari berbagai cara, salah satunya bergelut di bidang makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pendatang membuat kue dari bahan tepung terigu dan telur yang dimasak dalam loyang bundar. Setelah hampir matang, kue ini ditaburi dengan wijen sangrai dan gula pasir. Kue ini disebut sebagai hok lo pan (kue orang Tionghoa yang dipanggang dalam loyang). Kue ini banyak disukai dan menyebar sampai ke banyak daerah termasuk Bandung.
Di Bandung, martabak manis ini dipopulerkan oleh alm. Bong Kap Tjoen, seorang perantau dari Bangka. Kala itu ia membuat martabak dengan tambahan yang lebih variatif. Dagangannya laris manis di Bandung. Martabak ini dikenal sebagai martabak San Francisco.
Apapun sebutannya, rasanya tentu selalu bisa memanjakan lidah siapa saja.
Dalam perkembangannya, pedagang martabak kini makin menjamur. Mereka juga lebih kreatif menawarkan penganan. Dulu, martabak ketan hitam dan kelapa adalah salah satu rasa yang paling favorit. Namun kini, varian ketan hitam ini sudah jarang ditemui. Pasalnya, menurut beberapa pedagang martabak, harga ketan hitam yang cukup mahal dan proses pembuatannya yang memakan waktu lama.
Selain rasa cokelat, kacang, keju, wijen, pisang, susu, atau ketan hitam, martabak manis kini sajikan dengan rasa yang lebih beragam atau dengan penyajian yang unik. Berikut beberapa rekomendasi martabak dengan varian unik yang ada di Jakarta.
Salah satu tempat makan martabak yang sedang tren di jejaring sosial media adalah Martabak Boss di kawasan belakang Sarinah, Jakarta Pusat.
Seporsi martabak Ovomaltine tipis rasanya cocok untuk Anda yang tidak ingin makan martabak yang terlalu mengenyangkan. Lain halnya dengan martabak yang besar, martabak ini krispi. Isinya cokelat ovomaltine, keju, dan kacang.
Ovomaltine adalah jagoan dari Martabak Boss. Ia krispi, manis, dengan ovaltine cokelatnya. Mungkin untuk mengimbangi rasa manisnya, secangkir kopi akan sangat cocok.
 Martabak Boss di kawasan belakang Sarinah, Jakarta Pusat (CNN Indonesia/Kiky Makkiah) |
Selain martabak tipis kering yang renyah, seporsi martabak tebal isi Nutella sepertinya juga menggoda selera. Seporsi martabak tebal Nutela ini berisi olesan selai nutella, parutan keju, dan kacang.
untuk martabak Ovomaltine yang tipis itu saya mengeluarkan uang Rp 80 ribu, sedangkan Nutella sebesar Rp85 ribu.
Siapa yang tak tahu warung martabak manis yang satu ini. Kemasyhurannya sudah menggema ke seluruh penjuru ibu kota. Martabak 65A Pecenongan merupakan salah satu martabak legendaris di Jakarta.
Warung martabak ini tak pernah sepi. Belum buka saja, pelanggan sudah mengantre memesan martabak. Penjaja martabak di sini memang paling terkenal dengan martabak toblerone-nya. Namun, kali ini pilihan yang unik dan tak kalah enak adalah martabak
green tea red bean.
Sementara menunggu jam operasional warung, pengunjung pun semakin banyak berdatangan. Saat pedagang mulai menggelar dapurnya, pengunjung pun sudah terlihat bergerombol di depan toko menunggu pesanan martabak favorit mereka.
Satu porsi martabak
green tea read bean pun sudah di tangan. Rupanya rasa green tea-nya terdapat di adonan martabaknya. Terlihat dari warna martabak yang kehijauan. Sementara red bean atau kacang merahnya ditambahkan sebagai pasta pengoles di antara lapisan martabak.
Begitu digigit, rasa khas kacang merah lumer di mulut. Green tea yang punya rasa asli cukup pahit ternyata memang cocok dipasangkan dengan manisnya 'selai' kacang merah yang manis. Tekstur selai kacang merah yang halus terasa nikmat dengan empuknya daging martabak. Apalagi dengan tambahan kulit martabaknya yang crispy namun tetap empuk dan
juicy.
Rasa
green tea-nya baru terasa belakangan, karena rasa kacang merahnya sungguh mendominasi.
Harga martabak di sini berkisar antara Rp 46 ribu sampai Rp 220 ribu. Untuk harga
green tea red bean bisa didapatkan dengan harga Rp 90 ribu.
Mungkin belum banyak yang tahu tentang rasa martabak di sini. Namun, jika Anda mencari penganan martabak yang enak di daerah Jakarta Barat, pasti banyak yang merekomendasikan martabak ini.
Tidak ada yang istimewa dengan warung martabak ini. Hanya sebuah gerobak yang didirikan di trotoar depan SD Sumbangsih Jalan Muwardi, Grogol. Warung ini buka sejak pukul 4 sore.
Rasa martabak yang ditawarkan sebenarnya tak berbeda dengan jajanan martabak pinggir jalan biasanya. Ada rasa cokelat, kacang, keju, dan wijen. Namun yang istimewa di sini, ada pilihan martabak original dan martabak pandan. Ada juga rasa Ovomaltine.
Nilai lebihnya lagi, martabak di tempat ini dipanggang dengan menggunakan api arang. Arang ini akan memberikan sensasi rasa yang lebih unik dan memikat.
Martabak di sini ternyata sedikit berbeda. Martabak terlihat lebih tebal dan kenyal. Warna kuningnya adonannya pun lebih terang. Kata sang pedagang, warna kuningnya didapatkan dari pemanggangan menggunakan arang.
Tekstur martabaknya pun juga berbeda. Lebih padat dan kenyal. Namun sayang, kenikmatan martabak agak terganggu karena teksturnya yang sedikit lengket. Akibatnya, ada saja sisa martabak yang menempel di gigi.
Martabak di sini dibanderol dengan harga Rp 60 ribu sampai Rp 145 ribu. Tergantung jenis toping yang digunakan.
Warung martabak ini terletak di pelataran sebuah pertokoan di Jalan Tebet Barat Dalam Raya Nomor 57, dekat dekat Psar PSPT. Warungnya memiliki konsep terbuka, terbuat dari kontainer yang di cat warna merah dengan hiasan gambar dan tulisan.
Di sini Anda bisa menemukan pilihan martabak dengan toping-toping yang sedang tren saat ini, misalnya Nutella, Ovomaltine, Toblerone, hingga
green tea. Namun, sebagian besar rasa martabak kombinasi yang ditawarkan memang dominan cokelat. Misalnya saja pada pilihan menu toblerella yang merupakan martabak original dengan toping toblerone dan nutella. Ada juga campuran Nutella, Silverqueen, dan keju dalam
nutty bomb. Jika tak terlalu suka dengan cokelat, Bazinga juga memiliki varian satu rasa yaitu, matcha maddness untuk pencinta
green tea, chesee me up bagi yang suka keju, dan nutellaholic untuk si penggila nutella.
Sepertinya matcha madness cocok untuk jadi pilihan. Selain unik, martabak
green tea juga punya warna yang memikat mata dengan hijau terangnya. Jangan bayangkan kalau martabak
green tea ini adalah martabak yang dioles dengan teh hijau. Namun, teh hijaunya dicampur ke dalam adonan martabak yang masih mentah. Ketika dipanggang, martabak pun jadi berwarna hijau cerah.
Tak cukup sampai di situ, martabak ini masih diberi taburan potongan kasar dari Kit Kat green tea. Benar-benar matcha madness. Rasa green tea dari Kit Kat-nya tidak tanggung-tanggung. Agaknya tidak berlebihan menyebut menu ini matcha madness. Green tea lovers tak boleh melewatkan penganan yang satu ini.
Untuk bisa menikmati kegilaan matcha madness, Anda harus menyiapkan uang sebesar Rp 130 ribu. Harga matcha maddness memang yang paling mahal di sini. Kalau mau martabak lainnya, siapkan saja uang mulai dari Rp 65 ribu sampai Rp 110 ribu.