Jakarta, CNN Indonesia -- Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat membuat olahraga semakin diminati. Mulai dari lari pagi di jalan ibukota saat hari bebas kendaraan, sampai menghabiskan waktu luang di pusat kebugaran.
Sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah dan keliru tentang kebiasaan-kebiasaan kecil yang sering dilakukan saat olahraga. Salah satunya adalah penggunaan jaket selama berolahraga.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, Imran Agus Nurali mengatakan, penggunaan jaket selama berolahraga justru tidak baik. Hal ini malah dapat menimbulkan dehidrasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, orang seringkali salah kaprah karena penggunaan pakaian memegang peranan penting karena iklim negara tropis. Apabila memakai bahan yang tidak menyerap keringat seperti jaket saat berolahraga dinilai dapat mengeluarkan lebih banyak keringat sehingga banyak lemak yang terbakar. Padahal faktanya tak seperti itu.
Keringat yang keluar saat berolahraga bukan berarti lemak juga ikut terbakar. Pembakaran lemak yang terjadi saat berolahraga ditransformasikan menjadi energi. Ketika tubuh memproduksi energi melalui metabolisme, tubuh akan mengeluarkan panas. Untuk menjaga suhu tubuh tetap normal, maka tubuh akan melakukan penguapan melalui keringat yang keluar dari kulit untuk menurunkan suhu tubuh.
Mungkin, setelah berolahraga dan banyak berkeringat, tubuh memang terasa ringan. Hal ini disebabkan karena cairan tubuh banyak berkurang lewat keringat, bukan lemak. Saat inilah dehidrasi terjadi. Dan pemakaian jaket yang mendorong semakin banyak keringat keluar tentu saja membuat Anda lebih mudah dehidrasi.
Tak hanya penggunaan jaket saat berolahraga, memakai jenis pakaian yang tidak menyerap keringat pun bisa membuat dehidrasi.
"Pakaian memegang peranan penting karena Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis. Apabila memakai bahan yang tidak menyerap keringat maka akan menghambat proses penguapan," kata Imran saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta.
Senada dengan Imran, dokter spesialis kedokteran okupasi, Maya Setyawati, bagi orang yang memiliki aktivitas yang berat dianjurkan untuk menggunakan pakaian dengan bahan yang bisa menyerap keringat.
"Misalnya berbahan katun dan longgar agar bisa menyerap keringat yang dikeluarkan. Ini juga dilakukan agar suhu badan seimbang," ujar Maya.
Ia pun juga menganjurkan penggunaan warna juga harus dipertimbangkan. "Penggunaan warna cerah dan jenis bahan harus dipertimbangkan. Lapisan yang menyentuh kulit harus menyerap keringat," pungkasnya.
(mer/mer)