Bagaimana Pola Tidur Manusia Berubah jadi Mengerikan

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 20 Apr 2015 06:00 WIB
Terlalu sedikit cahaya di siang hari, dan tidak cukup gelap di malam hari. Inilah ritme sirkadian manusia modern dewasa ini.
Di saat kita memperhatikan pentingnya tidur, kebutuhan akan gelap seringkali diabaikan. (Getty Images/ Hemera Technologies)
Proses fisiologis yang mengontrol siklus harian tidur dan bangun, rasa lapar, tingkat aktivitas, suhu tubuh, tingkat melatonin dalam darah, dan banyak sifat fisiologis lain disebut ritme sirkadian endogen.

Dengan sendirinya, irama sirkadian endogen hampir 24 jam. Tubuh manusia bergantung pada matahari untuk mengatur ulang siklus tersebut dan menyimpannya tepat 24 jam, panjang waktu dalam satu hari.

Terang dan gelap adalah sinyal penting bagi siklus tubuh. Ritme sirkadian telah berkembang lebih dari tiga miliar tahun, sebagaimana kehidupan berevolusi di bumi dalam konteks siklus siang dan malam. Hal ini terbangun dalam genetik manusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di malam hari, dalam kegelapan, temperatur tubuh menurun, metabolisme melambat, dan hormon melatonin meningkat secara dramatis. Ketika matahari muncul di pagi hari, melatonin mulai turun, dan Anda bangun dari tidur.

Transisi fisiologis alami ini, saat masuk dan keluar dari malam, sudah ada sejak zaman kuno. Melatonin sangat penting untuk proses melanjutkan sebagaimana mestinya.

Jika Anda menempatkan seseorang di sebuah gua yang gelap, tanpa isyarat waktu sama sekali, siklus akan berlangsung sekitar 24 jam, tapi tidak persis. Tanpa isyarat waktu seperti yang berasal dari matahari, pada akhirnya seseorang menjadi tidak singkron dengan orang-orang di luar.

Bahkan, banyak orang buta, yang tak bisa melihat cahaya, harus mengatasi desinkronisasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Yang dilakukan tubuh dalam gelap

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3 4 5 6
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER